Rabu, 28 Februari 2018

Kenangan Manis di Casablanca


Jarinya menari di atas keyboard, sambil tersenyum dia asyik mengirimkan chat dengan lawan bicaranya nun jauh di Maroko. Internet benar-benar telah mampu melipat jarak antara dua insan, meskipun terpisah benua sudah bukan menjadi halangan untuk saling bertegur sapa. "What are you doing now?" sapa Mela kepada lawan bicaranya. "I will go to bed, you know it's already night here," jawab Nick disertai icon mengantuk. "Ok it's still morning here, good night, please bring me in your dream," tutup Mela dengan icon kissing. Sudah menjadi kebiasaan bagi Mela chatting dengan bule yang dikenalnya dari media sosial, namun Nick berbeda. Mela mengenal Nick ketika mereka bertemu di kantor tempat Mela bekerja. Mereka bekerja sama mengerjakan sebuah proyek software, dan interaksi yang intens di kantor berujung pada keakraban saat chat berdua.

"I am going to go to Indonesia this christmas," sapa Nick suatu hari. "Oh ya? It will be awesome!" jawab Mela girang. "Prepare yourself, I have a surprise for you," ujar Nick membuat Mela berbunga-bunga. Dan hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, Mela menjemput Nick di bandara. Mereka menghabiskan banyak waktu berdua selama Nick di Indonesia. "Please go with me to Maroko," ujar Nick saat mereka makan malam di sebuah restoran. "Are you serious?" ujar Mela hampir tak percaya. "Of course, i prepared a ticket for you," jawab Nick sambil memegang tangan Mela. "Yes, i will follow you anywhere you go," nada bahagia tak bisa lagi Mela sembunyikan.

Tiga pekan Mela habiskan di Maroko, dia sangat menikmati momen pertamanya berada di negeri yang terkenal dengan Casablanca-nya itu. Nick benar-benar memanjakannya, setiap detik yang Mela lalui bersamanya menjadi hal terindah dalam hidupnya. Akhirnya Mela pulang kembali ke Indonesia, seindah apapun hubungannya dengan Nick tetap tidak mampu menjanjikan masa depan. Nick adalah anugerah dalam hidupnya, tapi tak bisa diandalkan.

Mela mengetuk pintu, seorang anak kecil membukakan pintu untuknya, "mama..." sambut anak itu ceria. "Mama lama banget perginya," seru anak yang lebih besar. "Mama kan kerja nak," ujar Mela sambil tersenyum. "Ini mama bawa oleh-oleh untuk kalian," ujarnya ceria disambut gegap gempita ketiga anaknya. Tak lama kemudian suaminya pulang, Mela memeluknya lantas berkata, "aku kangen sama kamu." Suaminya tersenyum balas memeluk Mela lebih erat. Karena sama-sama lelah mereka segera masuk kamar untuk beristirahat. Cerita dengan Nick disimpannya rapat-rapat. Dalam tidurnya dia tersenyum membayangkan kenangan manis di Casablanca.

#Onedayonepost #ODOPbatch5

Selasa, 27 Februari 2018

Sibling Rivalry



Saya anak sulung dari 3 bersaudara. Selisih usia kami cukup jauh, saya dan adik kedua saya, Bagus, selisih 4 tahun. Sedangkan Bagus dan adik ketiga saya, Puput selisih 6 tahun. Jika saya ingat-ingat saya dulu hampir selalu bertengkar dengan adik saya Bagus. Setelah saya renungkan dan membaca berita yang beredar saya mengambil kesimpulan bahwa saya mengalami syndrom sibling rivalry. Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau sesuatu yang lebih. Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan.

Saat Puput lahir, masih ada pertengkaran namun sudah tidak separah saat dengan Bagus. Bagi saya sibling rivalry dengan Bagus tidak terlalu berdampak buruk, namun bagi Bagus sepertinya persaingan itu cukup berdampak pada hubungannya dengan kawan-kawan perempuannya. Ada semacam trauma pada perempuan karena pengalaman buruknya dengan saya, maaf ya Gus. Namun setelah kami beranjak dewasa kami sudah mampu bijak menempatkan diri dan menjaga hubungan persaudaraan kami. Apalagi Bagus, dia sangat perhatian dengan Puput, sedangkan saya? Tetep saja sikap cuek masih mendominasi.

Ketika saya hamil anak kedua ada rasa khawatir dalam hati apabila pengalaman kecemburuan saya pada adik saya terulang pada Fidza dan adiknya. Saat Hanna lahir memang perhatian banyak tersedot kepada Hanna, namun saya dan suami berusaha melibatkan Fidza dan memberikan perhatian kepadanya. Memang masih ada kecemburuan dari Fidza, namun saat saya evaluasi sesungguhnya itu adalah bentuk perhatian kepada adiknya. Fidza marah jika sedikit-sedikit disalahkan saat bermain-main dengan adiknya. Oleh karenanya saya berusaha agar mengingatkan Fidza selembut mungkin ketika terlihat kegemasannya pada Hanna mulai mengkhawatirkan.

Salah satu yang saya pelajari dalam penanganan syndrom sibling rivalry adalah bahwa orang tua memegang peranan penting dalam menjembatani hubungan anak-anaknya. Bertengkar boleh-boleh saja, karena dari sana anak-anak akan belajar menyelesaikan permasalahan mereka. Orang tua lebih kepada penengah yang mengarahkan anak-anak kepada penyelesaian. Bukan untuk mengadili apalagi menyalahkan saudara yang lebih tua dan memintanya selalu mengalah. Namun lebih menekankan untuk saling menghargai, saling meminta maaf jika ada yang salah, menghormati hak milik masing-masing, serta saling menyayangi. Satu hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang tua adalah membandingkan antara anak satu dan lainnya, hargailah setiap kelebihan dan kekurangan masing-masing anak karena setiap orang dari mereka terlahir istimewa.

#Onedayonepost #ODOPbatch5

Senin, 26 Februari 2018

Ghouta butuh Hamas


Siang yang terik, aku menyusuri puing-puing bangunan menuju ke masjid tempatku menyetor hapalan. Sambil menahan haus kurapalkan ayat demi ayat Al Qur'an yang berhasil kutambah sehabis shalat subuh tadi. Jika hapalan sudah menancap, aku masih harus menggabungkannya dengan ayat-ayat sebelumnya. Ah, beruntung otakku cukup encer sehingga tak sulit bagiku menambah ataupun mengulang hapalan. Kulihat bangunan masjid yang kutuju sudah terlihat, aku berlari-lari kecil membayangkan segarnya air yang selalu disediakan oleh pengurus masjid. Kawan-kawanku terlihat sudah banyak yang datang, setelah meneguk segelas air akupun berkumpul bersama kawan-kawan membicarakan aktivitas menyenangkan yang sering kami lakukan bersama, salah satunya sepak bola. Tak lama kemudian adzan Ashar berkumandang. Setelah shalat kami merapikan posisi duduk untuk menerima pelajaran dan setor hapalan. Ustadz segera memulai pelajaran, kami menyimak dengan takdzim.

Namaku Ahmed usia 12 tahun, aku tinggal di jalur Gaza, aku anak kedua dari 3 bersaudara. Ayah dan ibuku bekerja sebagai petani buah, jika tidak sedang berkebun mereka berjualan di pasar. Kakakku sangat pandai, sekarang dia sedang melanjutkan pendidikan di Kairo jurusan kedokteran dengan beasiswa. Adikku masih berusia 5 tahun, dia mengabiskan waktu dengan bermain dan terkadang ikut ibu ke pasar. Aku sendiri adalah seorang pelajar di sebuah sekolah pagi dan mengikuti kelas hapalan di sore hari.

Hari ini sekolahku libur, aku menghabiskan waktu bermain sepakbola bersama kawan-kawan. Ketika kami sedang asyik bermain, tiba-tiba suara pesawat jet melengking di udara disertai hujan tembakan. Seketika kami berhamburan mencari tempat berlindung. Beruntung di dekat lapangan ada bangunan yang bisa digunakan untuk perlindungan. Namun ada 2 orang kawanku yang terlambat, mereka terkena tembakan sebelum sempat menyelamatkan diri. Aku ketakutan, ketika kulihat pesawat sudah berlalu aku mendekati kawanku yang terkapar. Tapi tiba-tiba tanganku ditarik, "hentikan, aku mau menolong mereka," teriakku pada Hanif, tetanggaku. "Kau bisa tertembak jika lari ke tempat terbuka, kita harus berlindung sebelum datang serangan selanjutnya."

Aku dan Hanif berlari menuju lorong bawah tanah yang sengaja dibuat sebagai perlindungan ketika ada serangan dari Israel. Sepanjang jalan kulihat mayat bergelimpangan, hatiku sesak. Beberapa pasukan bersenjata terlihat menembak pesawat yang lalu lalang, beberapa dari mereka menolong para korban dan mengarahkan yang selamat menuju tempat perlindungan. Akhirnya sampailah kami di tempat berlindung, di sana banyak sekali orang berkumpul. Ada yg terluka, ada yang telah wafat. Tenaga medis terlihat sibuk memberikan pertolongan.

Suasana di luar telah mereda, aku keluar menuju rumahku tak jauh dari tempatku berlindung. Sampai di rumah, yang kulihat tinggal puing-puing bangunan. "Tolong..tolong..." kudengar suara rintihan lemah yang tak asing dari tumpukan reruntuhan. Aku mencari-cari arah rintihan, ternyata ada di tengah puing bangunan. Segera kusingkirkan batu-batu yang bisa kusingkirkan sambil berteriak meminta pertolongan. Ada 2 orang pasukan datang menolongku menyingkirkan reruntuhan yang menindih ibuku. "Ibu..ibu.." ujarku terisak mendapati tubuh lemahnya berlumuran darah, di pelukannya ada adikku yang pingsan. Mereka ditandu oleh tenaga medis agar segera mendapat pertolongan. Aku marah, tanganku terkepal, ingin kubuat perhitungan kepada penjahat-penjahat Israel yang telah melakukan itu semua.

Tak berapa lama kemudian ayahku datang, kakinya pincang karena terluka, kepalanya terbungkus perban. Ayah segera memelukku, dia sedang di kebun saat sebuah pesawat jet melintasi kebunnya dan membombardir dengan tembakan. Dia sempat tak sadarkan diri dan terbangun di lorong perlindungan, beruntung tembakan yang mengenainya tidak berakibat fatal. Kami berdua menunggui ibu dan adikku yang sedang dirawat. Adikku hanya luka ringan berkat upaya ibu melindunginya, namun ibuku masih harus melewati masa kritisnya. Keesokan harinya kakakku datang, dia segera bergabung dengan tenaga medis yang sangat sibuk karena banyak yang harus dirawat.

Seketika lorong bawah tanah tempat kami berlindung menjadi tempat pengungsian dengan berbagai fasilitas seadanya untuk kebutuhan para pengungsi yang selamat. Riuh rendah bacaan Al Qur'an diperdengarkan, saat waktu shalat tiba kami bersegera untuk shalat berjamaah. Aku memperhatikan pasukan-pasukan bersenjata yang lalu lalang menyediakan kebutuhan para pengungsi. Kata ayahku mereka mendapatkan bahan-bahan makanan dari pertolongan yang diselundupkan melalui lorong bawah tanah yang terhubung dengan negara tetangga. Di luar masih sering terdengar desingan peluru atau bom berjatuhan.

Ayahku bercerita bahwa para pasukan bersenjata itu adalah Hamas. Saat masyarakat sipil berlindung dari serangan, merekalah yang berjuang di garda terdepan melawan Israel agar segera menghentikan serangannya. Ini adalah hari ke empat sejak serangan pertama dilancarkan. Kondisi ibuku semakin kritis, kami bergantian menjaganya. Adikku sudah sadar tinggal masa pemulihan. Segala emosi dalam hatiku berkecamuk, antara sedih, marah, takut, kesal, berkumpul menjadi satu.

"Ayah, aku ingin menjadi Hamas," kataku pada ayahku saat kami sedang duduk bersama menunggui ibu. Ayahku tersenyum, "nak, jika kau ingin jadi Hamas, jangan kau tinggalkan shalat berjamaah, berusahalah agar selalu berada di shaf terdepan. Jangan pula kau tinggalkan shalat malam. Lakukanlah berbagai ibadah sunnah dan jangan lemah. Kelak jika tiba saatnya kau akan tahu bagaimana mewujudkan keinginanmu itu."

*****

Pikiranku sedari tadi melayang mengingat-ingat peristiwa agresi militer Israel yang merenggut nyawa ratusan orang termasuk ibuku. Sejak saat itu aku menjalankan nasehat ayahku dan terus menuntut ilmu untuk menjadi seorang ahli hadits. Dan sekarang di sinilah aku, sebagai salah satu bagian dari Hamas. Saat ini aku berdiri di puncak gunung yang kami daki hampir setiap hari dengan membawa berkilo-kilo beban untuk melatih fisik kami. Kami berlatih menembak, menyusun strategi, bela diri, dan berbagai latihan fisik yang menjadikan kami semakin kuat. Ibadah kami kepada Allah menjadi target utama yang tak boleh ditinggalkan, karena tujuan kami berjuang dan berjihad hanya untuk meninggikan kalimatNya.

Hari ini kudengar kabar dari salah satu pasukan kami, di Ghouta umat muslim sedang menjadi korban serangan militer Bassar Assad. Seketika darahku mendidih, kekejaman mereka harus dilawan. Pejuang-pejuang Islam harus bangkit dan menegakkan keadilan. Umat Islam tidaklah lemah, mereka yang menjadi korban sejatinya syahid menghadap RabbNya. Namun sekali lagi, kebiadapan harus dilawan. Ghouta butuh Hamas.

#Onedayonepost #ODOPbatch5 #Tantangan6

Minggu, 25 Februari 2018

Menuju Kopdar Akbar ODOP


Berinteraksi selama sebulan lebih dalam forum chat grup whatsapp komunitas One Day One Post (ODOP) menjadikan ada rasa penasaran bagaimana wajah si A juga si B. Oleh karenanya ketika dikabarkan akan ada kopi darat (kopdar) akbar keinginanku untuk ikut begitu besar. Adalah sebuah adab dalam menuntut ilmu, salah satunya mendatangi sumber ilmu tersebut. Di komunitas ODOP banyak sekali ilmu kepenulisan yang kudapatkan dengan cuma-cuma. Ilmu dari para master yang rata-rata merupakan para anggota ODOP batch 1 hingga batch 4 yang insyaallah juga akan hadir dalam kopdar akbar. Aku sebagai seorang newbie tentunya ingin bertemu secara langsung dengan para master ini dan mengucapkan terima kasih kepada mereka. Harapanku suatu saat nanti bisa berprestasi dan menerbitkan karya tulis sebagaimana senior-senior di ODOP.

Kopdar akbar akan diadakan pada tanggal 3-4 maret 2018 di Jogja. Awalnya aku ragu suami akan mengijinkan untuk ikut karena jarak Surabaya ke Jogja bukanlah jarak yang dekat. Tapi pada suatu hari suamiku pamit akan tugas keluar kota selama beberapa hari. Seperti biasa aku menunjukkan mimik kurang ikhlas. Lantas suami berkata, "umi mau ke Jogja ta? Yaudah bikin rencana kita mau kemana aja selama di sana," seketika akupun menjadi ceria, haha. Namun cerita tidak berhenti sampai di sana. Token mandiri yang biasanya kubawa rusak, menjadikanku kesulitan bertransaksi online. Alhasil rencana untuk booking tiket kereta selalu tertunda. Hingga beberapa hari yang lalu suami mengirim pdf undangan workshop yang dilaksanakan tanggal 1-2 di Batu, Malang. Dia berkata, "umi kita ke Batu aja, hari kamis sampai senin dipuas-puasin disana." Aku mengernyitkan dahi, "lho, umi kan mau kopdar di Jogja." Sempat terjadi diskusi yang alot antara kami, hingga akhirnya suami pun mengalah. Dia akan ke batu hingga jum'at dan sabtu pagi baru kami berangkat ke jogja. Akupun segera booking tiket kereta khawatir suamiku berubah pikiran lagi.

Di Jogja kami berencana menginap di rumah saudara yang tinggal disana. Akupun mengirim chat kepada saudara kami menanyakan kesanggupannya jika kami menginap selama di Jogja. Setelah beberapa saat saudara kami menyampaikan bahwa mereka sekeluarga sudah berencana akan pulang kampung dan tidak bisa ditunda. Akhirnya kami pun mencari penginapan yang nyaman namun tidak terlalu mahal. Di aplikasi Traveloka kami mengevaluasi beberapa pilihan hingga kami memutuskan akan menginap di The Cube hotel. Alhamdulillah akhirnya segala persiapan akomodasi untuk kopdar akbar di Jogja telah siap. Kami tinggal menunggu hari h dan packing apa saja yang perlu dibawa. Aku tak sabar menantikan momen tersebut. Momen bertemu dengan kawan-kawan sesama peserta, para pj, dan para master ODOP yang telah mengisi hari-hariku selama beberapa pekan ini. Semoga dengan kehadiranku di kopdar akan memberi dampak positif berupa lecutan semangat untuk semakin baik dalam menghasilkan karya-karya tulis. Dan pada akhirnya semoga suatu saat nanti impianku akan terwujud, yakni menjadi seorang penulis profesional, insyaallah.

#Onedayonepost #ODOPbatch5

Sabtu, 24 Februari 2018

Jangan Dekati Zina


Saat ini sedang viral kasus tentang pelakor (perebut laki orang). Setiap wanita yang berstatus istri sah pasti mengelus dada sambil berdoa, semoga suaminya terjaga dari godaan pelakor. Bisa dibayangkan hancurnya hati istri yang suaminya tergoda oleh pelakor. Keutuhan keluarga pun dipertaruhkan, anak-anak menjadi korban. Apakah itu kesalahan satu pihak? Wanita dan pria sejatinya memiliki peluang yang sama untuk tergoda kepada kemaksiatan. Godaan di manapun dan kapanpun berseliweran dengan bentuk yang beraneka ragam. Mulai chat yang intense di grup, berlanjut pada japri. Bisa juga ketertarikan di medsos, berlanjut inbox. Ada juga yang merupakan rekan kerja, keasyikan ngobrol berujung curhat. Anak-anak sekolah ikut-ikut pergaulan salah, biar disebut gaul pacaran lantas hamil diluar nikah. Naudzubillah tsumma naudzubillah.

Lantas bagaimana solusinya? Malulah, karena malu adalah sebagian dari iman. Malu kepada lawan jenis non mahram. Malu ketika hubungan sudah melewati batas wajar, dan segera putuskan! Berkonsultasilah pada hati karena sesungguhnya hati yang jernih akan membawa kepada kebaikan. Jika kau berbuat kebaikan hati akan merasa tentram, dan jika hatimu tak nyaman maka kau telah menyalahi aturan. Selanjutnya tundukkanlah pandangan, menundukkan pandang bukan berarti nunduk terus sampe nabrak tembok lho ya. Menundukkan pandang adalah menjaga pandangan dari non mahrom. Menjaga diri dari pintu-pintu syaiton, ingat kata pepatah, dari mata turun ke hati. Kalau dari mata sudah dijaga insyaallah hati pun terjaga. Lalu apabila datang ujian, tanpa sengaja melihat yang bukan hak lantas tergoda di jalan, maka Rasulullah mengajarkan untuk segera pulang dan mendatangi istri. Jika yang tergoda masih bujang atau sedang long distance marriage sama istri maka diajarkan untuk berpuasa, karena puasa menjaga hawa nafsu.

"Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk" (Al-Israa': 32). Dalam Al-Qur'an pun jelas-jelas dilarang keras mendekati zina, dan zina itu ada berbagai macam. Zina hati apabila kita terus terbayang-bayang orang yang tidak halal, zina mata apabila kita memandangi yang belum mahrom, zina tangan apabila kita menyentuh non mahrom, dan puncak dari semua zina itu adalah zina kemaluan. Oleh karenanya agar kita tidak terjerumus pada zina, jauhi segala bentuk zina sekecil apapun itu. Sedemikian indah Islam mengajarkan. Lantas kenapa masih banyak isu perselingkuhan di sekitar kita? Naudzubillah, memang hanya segelintir yang bisa melaksanakan ajaran Islam nan mulia. Semoga keluarga kita termasuk di dalamnya. Semoga kita berkumpul di surga kelak dengan suami dan anak-anak tercinta, aamiin ya Rabb.

#Onedayonepost #ODOPbatch5

Jumat, 23 Februari 2018

Bedah Tulisan, Siapa Takut?



Salah satu program ODOP di grup planet Merkurius yang ditunggu-tunggu adalah bedah tulisan. Sudah hampir semua anggota dibedah tulisannya, termasuk saya beberapa pekan yang lalu. Jika ditanya bagaimana kesan saya saat dibedah tulisannya? saya excited! Saya senang ketika kesalahan-kesalahan yang saya buat tanpa saya sadari ketika menulis, dibedah dan ditunjukkan pada saya bagaimana seharusnya. Ketika ada yang tambah baper, saya tidak termasuk, karena alhamdulillah rekan-rekan di grup saya mengkritik dengan cara yang santun. Terima kasih kepada pak Agus, mbak Eka, mbak Floren, mak Renee, mbak Hanum, dan mbak Aisyah yang telah memberikan kritik dan saran membangunnya, serta mak Nurul yang ikut meramaikan. Saya semangat saat malam tulisan saya dibedah, suasananya ramai di grup dan banyak candaan di antara kami sehingga suasana tidak melulu serius.

Bedah tulisan dimulai oleh mbak Hanum sebagai moderator, saya diminta memperkenalkan diri lantas men-share tulisan saya yang akan dibedah. Saya memilih tulisan berjudul Menerima Takdir Tuhan sebagai bahan bedah tulisan. Langsung saja satu-per satu anggota grup memulai kritik dan sarannya. Mbak Hanum memberi masukan terkait EBI dan pengulangan kata, disarankan agar menggunakan kata yang berbeda. Pak Agus yang paling banyak memberi masukan, dimulai dengan adanya onomatope, disarankan untuk menghindari penggunaannya. Lalu beliau mengkritisi tentang EBI serta ketidak runutan cerita, ada cerita yang terkesan masih lompat. Deskripsi kejadian harus diperjelas lagi hingga sedetail mungkin sehingga pembaca tidak ambigu. Mbak Floren mengkritisi adanya serangan 'aku', serta menyarankan agar jika menggunakan bahasa daerah sebaiknya disertai terjemahan dalam tanda kurung.

Tidak selesai sampai disitu, mbak Eka turut serta memberikan masukan deskripsi peristiwa yang pas di salah satu adegan dalam cerita saya yang masih ambigu. Kemudian mbak Aisyah memberikan kritik terkait EBI dan mengingatkan agar tidak melakukan serangan 'aku' sehingga kalimat lebih efektif. Yang membuat saya besar kepala ketika mbak Aisyah berkomentar, "Deskripsinya bagus dan alurnya rapi. Semangat mbakk. Jangan bersin aja," yang kemudian disepakati oleh mak Floren. Alhamdulillah, saya senang ada yang mengapresiasi tulisan saya, sebagai penulis pemula pujian ibarat pupuk yang menyemai semangatnya untuk istiqomah menulis. Lantas mbak Renee datang dan mulai memberikan kritik sarannya. Beliau mengkritisi penggunaan tanda baca dalam dialog saya yang masih salah. Selain itu di awal paragraf, menurut mbak Renee saya sudah memberikan emosi yang seharusnya menjadi ending cerita sehingga pembaca tidak penasaran isi cerita selanjutnya.

Alhamdulillah setelah 2 jam bedah tulisan mulai jam 20.00 sampai jam 22.00 selesai juga tulisan saya dikuliti. Banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil dalam bedah tulisan malam itu. Sayang sekali bedah tulisan di grup planet hanya dilaksanakan satu putaran, masing-masing peserta hanya mendapatkan sekali kesempatan tulisannya dibedah. Padahal saya mendapatkan banyak ilmu setiap momen bedah tulisan. Ada berbagai macam tulisan yang disajikan oleh para peserta. Dan dari tulisan yang bermacam-macam itu saya sering mendapatkan ilmu baru yang bisa saya terapkan dalam tulisan saya. Overall saya bersyukur ada di grup ODOP planet Merkurius ini. Saya berharap ke depan tulisan saya bisa semakin baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

#Onedayonepost #ODOPbatch5

Kamis, 22 Februari 2018

Membangun Cinta


Di sebuah seminar, seorang gadis duduk di deretan bangku paling depan, dia asyik mendengarkan materi yang disampaikan, motivasi tentang pernikahan. Di panggung 3 orang pemateri sedang memaparkan secara bergantian, 2 orang ikhwan dan seorang ummahat. Sebenarnya tema seminar hari itu bukan tentang pernikahan, tapi tentang Sinergisitas Dakwah Kampus. Namun entah bagaimana ceritanya, di giliran ketiga ummahat yang mengisi materi jadi memberi motivasi untuk menyegerakan pernikahan. Di akhir sesi dengan semangat menggebu beliau bertanya pada segenap peserta, "Siapa yang siap menikah, ngacung!" dan hampir separo isi gedung mengangkat tangannya, termasuk gadis yang duduk di bangku depan. Gadis itu bernama Aya, seorang mahasiswi yang sedang menempuh semester 8 masa perkuliahannya. Dia aktif di Lembaga Dakwah Kampus (LDK), saat itupun dia masih memegang amanah sebagai ketua keputrian di LDK kampusnya.

Hampir sebulan berlalu setelah seminar usai digelar, Aya sedang di masjid selepas shalat Ashar. Santi senior Aya di LDK mendekatinya perlahan, "dek, mbak mau ngomong sesuatu." ujarnya pelan. Aya yang penasaran menurut saja saat diajak mojok di sudut masjid, "ada apa mbak?" tanyanya. "Gini, ada seorang ikhwan ingin melamar anti," ujar Santi langsung to the point. Bagai disambar geledek, Aya gelagapan, "kenapa ikhwan itu mau melamarku mbak?" selidiknya penasaran. "Karena dia merasa cocok sama anti, dia ingin menyegerakan menikah lantas istrinya akan diboyong menemaninya bekerja di luar kota" jawab Santi. Aya mengernyitkan dahi, dia teringat pesan bapaknya bahwa dia tak boleh menikah sebelum lulus kuliah. Berkelebatan pula Tugas Akhir (TA) nya yang entah bagaimana nasibnya. Dengan sedih dia pun menjawab, "maaf mbak, aku tidak diperbolehkan menikah sama bapakku sebelum aku lulus." Santi memandangi Aya sekejap, lantas dia berkata, "baiklah kalau demikian, aku sampaikan jawaban anti ke ikhwan itu." Mereka pun berpamitan dan masing-masing pulang ke kosan. Di kamarnya Aya terkesiap, dia lupa menanyakan nama si ikhwan.

Hari-hari terlewati, hingga Aya bertemu lagi dengan Santi di masjid selepas shalat Dhuhur. Saat di belakang mengenakan kaos kaki Aya mendekati Santi, "mbak, aku boleh tau gak nama ikhwan yang dulu mau nglamar aku?" Santi tersenyum lantas menjawab, "ikhwan itu akh Ibrahim." Aya terkejut, seketika terbayang olehnya adegan saat seminar beberapa bulan lalu, saat itu akh Ibrahim menjadi salah satu pemateri, dia pasti melihat saat Aya mengangkat tangan ketika ditanya kesiapannya menikah. Aya menyesal, ada rasa bersalah karena sudah terbawa emosi dan asal saja mengangkat tangan saat itu. Ditambah lagi dengan penyesalan dikarenakan akh Ibrahim adalah ikhwan sholeh yang keren dan visioner, apakah Aya bisa mendapatkan jodoh sebaik dia? "Beliau sudah menikah ya mbk?" selidik Aya. "Iya sudah," jawab Santi singkat membuat Aya tercenung.

Aya menjalani hari-harinya seperti biasa, kuliah, kerja, dan organisasi. Kegagalannya mendapatkan pendamping hidup memberikan lecutan baginya untuk bersegera mempersiapkan diri menggenapkan separuh dien. Dibacanya buku-buku tentang pernikahan karya ust. Faudzil Adhim, Salim A. Fillah, dan beberapa majalah yang mengupas tentang persiapan menikah. Diselesaikannya proposal nikah dengan segenap hati, lantas segera di setorkan ke murobbi. Kuliahnya terpaksa harus molor karena kegagalannya saat sidang TA. Untuk menyelesaikan judul yang telah diambilnya, akhirnya dia meminta salah satu dosen penguji untuk menjadi pembimbing TA nya. Selain TA dia tidak memiliki beban kuliah lagi, akhirnya dia bekerja menjadi SPV asrama beastudy ETOS. Dia pun menjalani hari-hari sebagai pendamping mahasiswi-mahasiswi penerima beasiswa sambil terus mengerjakan TA. Kegiatan organisasi juga masih dilakoni meskipun dengan status sebagai pembina.

Bulan ramadhan pun tiba, Aya menghabiskan waktu untuk semakin mendekatkan diri padaNya. Dia tilawah, shalat wajib dan sunnah, puasa, dan saat sepuluh hari terakhir dia iktikaf di masjid yang memfasilitasi jamaah wanita untuk beriktikaf. Salah satu doa yang selalu dipanjatkannya adalah doa meminta jodoh yang terbaik untuknya. Hingga setahun berlalu setelah dia mengumpulkan proposal nikah, dia mendapatkan telpon dari murobbinya. Sang murobbi berkata bahwa ada seorang ikhwan ingin melamarnya, Aya pun senang sekaligus sedih karena saat itu dia belum juga lulus terkendala dengan TA. Dengan suara parau dia menyampaikan kendala itu kepada murobbinya, kejadian yang sama berkelebat dalam pikirannya menjadi de javu.

Saat itu adalah akhir pekan, waktu untuk dia pulang. Di rumah saat sedang asyik menonton televisi bapaknya memanggil, memintanya ikut duduk di teras. Bapaknya terlihat serius, Aya bertanya-tanya apa yang ingin disampaikan oleh beliau. "Nak, bapak ingin menyampaikan sesuatu. Sekarang bapak memberimu lampu hijau untuk menikah," titah bapaknya. Aya terkesiap, "lho, bukannya bapak melarang Aya menikah sebelum lulus?" tanya Aya penasaran. "Itu case jika kamu bisa lulus tepat waktu, masalahnya sampai sekarang kamu belum juga lulus, sementara umurmu semakin bertambah," dalam hati Aya tersenyum, umurnya belum genap 23 tahun. Tapi dia senang dengan keputusan bapaknya, seolah bliau bisa membaca kegelisahan anaknya. Aya segera menelpon murobbinya memberitahukan bahwa dia telah mendapatkan lampu hijau dari bapaknya. Sang murobbi pun mengirimkan email proposal si ikhwan. Dengan bismillah dia buka emailnya dan membaca perlahan biodata ikhwan tersebut. 

Namanya Ahmad, nama yang belum pernah dia kenal sebelumnya, seorang dosen honorer yang sedang menempuh tahun terakhir masa perkuliahan S2 nya di Malaysia. Salah satu yang dia catat bahwa Ahmad aktif di dakwah sekolah, Aya langsung teringat dengan teman seangkatannya yang juga aktif di dakwah sekolah, darinya Aya mengumpulkan info tentang Ahmad. Keesokan harinya dia menelpon bapaknya, meminta beliau datang ke kosan. Saat bapaknya sudah datang, Aya menyampaikan bahwa ada seorang ikhwan yang ingin melamarnya sambil menyodorkan proposal si ikhwan. Setelah membaca proposal bapaknya berkata, "bapak setuju!" Aya terkejut, hanya sekali bapaknya membaca proposal Ahmad dan langsung bilang setuju. Proses pun berlanjut, murobbinya mengatur pertemuan Aya dan Ahmad atau istilahnya ta'aruf. Di hari yang disepakati Aya ke rumah sang murobbi, berempat dengan suami murobbinya, Aya berkenalan dengan Ahmad sambil terus menundukkan pandang. Tak banyak yang mereka bicarakan, karena biodata, visi, misi, keluarga, dan seluk beluk kepribadian telah diceritakan di proposal. Di akhir sesi suami murobbinya yang memimpin forum menanyakan pada masing-masing apakah proses akan dilanjutkan, dan keduanya sepakat untuk lanjut.

Proses selanjutnya Aya harus mengenalkan Ahmad kepada keluarganya secara langsung. Ahmad pun datang ke rumah Aya, disambut oleh bapak dan ibunya. Di ruang tamu bapaknya mengobrol banyak dengan Ahmad, mereka cepat sekali akrab. Aya memilih masuk ke kamar, walau sebenarnya di dalam kamar dia berusaha mencuri dengar dari balik pintu kamarnya yang kebetulan bersebelahan dengan ruang tamu. Tak berapa lama Ahmad pun datang bersama dengan keluarganya, dia melamar Aya secara resmi, keluarga pun membicarakan tanggal untuk melangsungkan pernikahan. Hari demi hari berlalu cepat hingga tiba waktu pernikahan, di hari yang cerah itu Aya pun resmi menjadi istri Ahmad. Dia terpesona akan takdir Allah, begitu indah kisah yang ditetapkanNya. Sekarang dia adalah seorang istri dari ikhwan yang tak dia kenal sebelumnya, modal mereka hanya tawakkal kepada Allah. Mereka berjanji untuk membangun bahtera bersama, bergandengan tangan membentuk keluarga sakinah, mawaddah, wa rohmah. Walaupun belum kenal sebelumnya, tidak sulit bagi mereka untuk beradaptasi, dari awal mereka memang sudah berkomitmen untuk membangun cinta, bukan jatuh cinta.

#Onedayonepost #ODOPbatch5

Rabu, 21 Februari 2018

Remaja Keren karena Prestasi



Aku berasal dari keluarga yang sederhana, tidak miskin, tidak juga kaya, berkecukupan sesuai kebutuhan. Saat masih SD aku bersekolah di desa, kawan-kawanku kebanyakan dari keluarga sederhana sehingga tidak ada yang mencolok gaya hidupnya. Mulai SMP aku bersekolah di sekolah favorit, dan disana aku menemukan banyak 'gap' antara si miskin dan si kaya. Pesan dari bapak, "Bapak menyekolahkanmu di SMP favorit adalah untuk belajar mencari ilmu, jika kau lihat kawan-kawanmu berpenampilan mewah maka kamu tak perlu iri. Pahamilah kemampuan orang tuamu, dan bersyukurlah karena bapak hanya ingin kamu sekolah setinggi mungkin." Aku manggut-manggut saja saat bapak menasehatiku, dan ketika benar-benar menjalaninya aku baru paham.

SMP Negeri I Kediri adalah sekolah favorit di kotaku yang menjadi tujuan utama anak-anak pintar dan memiliki kemampuan ekonomi di atas rata-rata. Jadi tidak heran, jika persaingan di kelas sangatlah ketat. Perlu usaha ekstra agar mendapat rangking 3 besar di kelas, apalagi se sekolah. Alhamdulillah aku masih bisa nangkring di 3 besar kelas, walau sesekali pernah 5 besar, atau bahkan 10 besar. Awal-awal sekolah aku masih unyu-unyu, menginjak kelas 2 aku pun mengalami masa-masa pubertas. Aku mulai membandingkan penampilanku dengan kawan-kawan. Mereka yang rata-rata mengenakan barang-barang branded dan mahal memang terlihat lebih keren. Tapi akupun mengingat-ingat nasehat bapak, bukan untuk penampilan aku disekolahkan, sehingga aku mulai berdamai dengan keinginan-keinginan yang jika diperturutkan tak akan ada habisnya dan makin membebani kedua orang tuaku.

Alhamdulillah aku sebangku dengan teman yang sangat pengertian. Seorang kawan yang sangat bijak di usianya. Dia mampu tapi selalu berpenampilan sederhana, dia rajin dan selalu menempati peringkat 1 atau minimal 3 besar. Dia selalu fokus dan bersungguh-sungguh untuk berprestasi, aku menjadi termotivasi olehnya. Sehari-hari dia senang bercerita, sementara aku senang mendengarkan, maka kloplah kami. Dia seorang diva, sering diminta tampil bernyanyi di acara sekolah. Di sela waktu dia juga sering mengajakku bernyanyi, walau suaraku pas-pasan.

Sahabat sejatiku
Hilangkah dari ingatanmu
Di waktu kita saling berbagi..

Dengan kotak sejuta mimpi
Aku datang menghampirimu
Kuperlihatkan semua hartaku..

Kita slalu berpendapat
Kita ini yang terhebat
Kesombongan di masa muda yang silam...

Aku raja kaupun raja
Aku hitam kaupun hitam
Arti teman lebih dari sekedar materi...

Lagu oleh: Sheila On Seven

Hikmah dari masa mudaku dan cara orang tuaku mendidikku adalah, bahwa tidak semua keinginan harus diperturutkan. Ketika anak muda butuh pengakuan, maka dapatkanlah dengan prestasi. Jika bukan di bidang pelajaran, maka cari bakat apa yang dimiliki. Orang tua pun harus berusaha menggali sejak dini, passion apakah yang dimiliki anaknya sehingga bisa diasah. Jangan meratakan lembah, tapi tinggikanlah gunung, quote dari ust. Harry Santosa. Janganlah mencari pengakuan dari penampilan, karena tidak semua berkemampuan. Syukuri apa yang dimiliki, malulah apabila mencari diluar batas kemampuan apalagi jika masih meminta orang tua. Jika kau mampu berdikari dengan bisnis, maka itu adalah sebuah prestasi juga. Yuk jadi remaja keren karena prestasi :).

#Onedayonepost #ODOPbatch5

Selasa, 20 Februari 2018

ODOP for Writer Wanna Be



Anak kecil itu telah jatuh cinta pada buku-buku. Setiap istirahat disempatkannya ke perpustakaan sekolah membaca bermacam cerita yang disuguhkan oleh buku-buku usang. Dia suka berkelana dengan imajinasinya setiap ada kisah-kisah yang menarik hatinya. Dia pun mulai membuat kisahnya sendiri, ditulis dalam bukunya menggunakan pensil. Jika sudah jadi, dia minta kawannya membacanya. Bagus! Komentar dari kawannya sudah cukup membuatnya puas. Cerita-ceritanya pun tersimpan rapi dalam buku tulis, tertumpuk, hilang, musnah di tempat sampah.

Anak kecil itu kini telah dewasa, secercah harapan masa kecilnya untuk menjadi penulis sempat tertimbun dalam-dalam di sudut hatinya. Dia masih suka menulis, meski hanya dalam status facebook. Hingga suatu hari dia bertemu dengan sebuah komunitas para penulis yang bernama One Day One Post (ODOP). Impiannya sewaktu masih kecil kembali menyeruak. Allah telah mempertemukannya dengan orang-orang yang akan membimbingnya mewujudkan cita-cita kecilnya. Sebuah impian yang tertimbun oleh tuntutan dan kesibukan tiada habis. Kesibukan yang dia lakukan meskipun bukan di sana passionnya, tapi sekarang dia ingin kembali meniti impian kecilnya, dia bahagia.

Di ODOP begitu banyak master di bidang kepenulisan yang ikhlas berbagi ilmunya, semoga menjadi amal jariyah bagi mereka. Gadis kecil, yang kini telah dewasa, yakni aku, menikmati setiap proses yang diterapkan di ODOP. Ibarat Gatot Kaca yang ditempa dalam kawah Candradimuka, maka aku menulis sebuah tulisan setiap hari, agar terbiasa dan kelak menemukan gaya kepenulisan yang paling nyaman bagiku dan bagi pembaca. "Jika kau telah menulis semudah mengoleskan selai di atas roti, maka kau telah menemukan gaya kepenulisanmu," quote dari Uncle Ik.

Setiap hari aku juga diwajibkan blog walking, yakni berkunjung ke blog kawan-kawan dan para PJ di ODOP agar bisa belajar dan menambah referensi dari berbagai macam gaya kepenulisan. 3 kali dalam seminggu akan ada bedah tulisan di grup planet, dimana tulisan para peserta akan dikuliti dan dicari kekurangannya, dari sana aku juga mendapat banyak ilmu baru. Dan yang paling mengasyikkan ketika ada materi di grup besar, ilmu keren dari para master kepenulisan diberikan cuma-cuma, banyak sekali harta karun ilmu yang kudapatkan.

Jika kawan-kawan yang kebetulan tersesat di blogku memiliki keinginan yang sama denganku, grup ODOP sangat recomended menjadi jembatan bagi para writer wanna be. Semangat dari kawan-kawan dengan passion yang sama akan menjadi salah satu bahan bakar ketika semangatku mulai meredup. Berbincang dan bercanda di grup menjadi kesenangan tersendiri yang akan mengakrabkan dan menjadikan peserta seolah keluarga. Jadi kurang apa lagi? Disinilah aku, tunggu beberapa tahun lagi, insyaallah salah satu tulisanku akan mejeng di toko buku ;).

#Onedayonepost #ODOPbatch5 #Tantangan5

Senin, 19 Februari 2018

Syumuliyatul Islam

Islam itu menyangkup segala zaman, artinya islam cocok diterapkan sejak diturunkan hingga akhir zaman. Islam itu cocok untuk semua tempat, bisa diterapkan di semua negara. Islam cocok untuk semua bangsa dan suku. Dan Islam itu menyangkup setiap sendi kehidupan kita, mulai bangun tidur hingga tidur lagi, perkara makan dan minum hingga ke toilet, perkara keluarga hingga tata negara, semua telah terangkum dalam Islam.

Contoh sederhananya yakni hukum waris. Di Al Qur'an hanya diterangkan di 3 ayat saja. Dengan dibantu penjelasan hadits sudah cocok diterapkan sejak turunnya Islam hingga akhir zaman. Salah satunya penerapan prinsip warisan bagi laki-laki memiliki bagian 2 kali untuk perempuan. Ada sebuah kasus bayi tertukar di suatu negara, kedua orang tua 'keukeh' anaknya laki-laki, lalu dites kandungan susu ibunya, yang kandungan gizinya 2 kali lebih banyak maka anaknya laki-laki, so problem solved.

Saat daulah Islam runtuh yang hilang daripada masyarakat Islam bukanlah perkara akidah, karena masyarakat masih melaksanakan shalat, zakat, puasa, haji, dan beribadah kepada Allah. Yang hilang daripada umat adalah pemahaman terhadap pentingnya kepemimpinan dalam Islam. Umat Islam telah tercekoki paham sekulerisme, yang memisahkan agama dari politik, padahal Islam itu syumul. Masyarakat Islam sudah tidak peduli saat jilbab dilarang, saat ulama dikriminalisasi, saat pemimpin tak adil, dan segala permasalahan kepemimpinan lainnya.

Itulah kenapa umat Islam wajib disadarkan, para da'i wajib berdakwah untuk mengajak masyarakat memahami pentingnya kepemimpinan dalam Islam. Dengan kepemimpinan maka impian Islam sebagai rahmatan lil 'alamin akan terwujud. Dengan kepemimpinan kita mampu menerapkan tauladan dari Rasulullah dan para sahabat yang senantiasa amanah dan adil sebagai pemimpin. Rasulullah mencontohkan pemimpin adalah seseorang yang pahan perkara agama, takut sekali jika tidak melaksanakan amanah kepemimpinan dengan sebaik-baiknya karena akan dipertanggung jawabkan kelak di yaumul hisab. Sungguh besar sekali kebaikan dalam kepemimpinan Islam, dan umat muslim wajib untuk memperjuangkannya.

Note: Ini adalah catatan dalam sebuah kajian, semoga dapat diambil manfaatnya

#Onedayonepost #ODOPbatch5


Game 12 - Keluarga Multimedia (Hari 10)

Review Aplikasi Kalender Menstruasi
Kelas: Bunda Sayang
Materi: Keluarga Multimedia
Durasi: 3 Februari 2018 - 19 Februari 2018


Saya melahirkan anak kedua dengan metode caesar. Saat operasi sebenarnya saya ditawari untuk sekalian pasang KB spiral, namun saya dan suami menolaknya. Sejak setelah melahirkan anak pertama kami sudah memutuskan untuk memakai KB alami sebagai ikhtiar mengatur jarak kehamilan. Pengalaman anak pertama alhamdulillah KB alami yang kami ikhtiarkan berhasil. Oleh karenanya kami ingin mengatur jarak anak kedua dan setelahnya menggunakan KB alami juga. Alasannya karena KB alami minim resiko dan efek samping. Dibandingkan dengan KB hormonal yang memiliki efek samping kurang baik untuk keseimbangan hormon dalam tubuh. Atau juga KB non-hormonal semisal spiral, berefek pada rasa sakit saat pemasangan dan melepasnya. Lagipula KB hormonal maupun non hormonal tetap memiliki peluang hamil, ini sudah ada beberapa fakta yang saya ketahui di sekitar saya.



Dengan semakin majunya teknologi, alhamdulillah sekarang telah hadir aplikasi yang membantu kita menghitung masa subur. Tentu saja aplikasi ini sangat berguna bagi pasangan suami-istri yang juga berikhtiar mengatur jarak kehamilan menggunakan metode KB alami sebagaimana saya dan suami. Apalagi tipe orang macam saya yang malas mencatat dan mudah lupa kapan hari mulai dan terakhir haid setiap bulannya. Menggunakan aplikasi ini saya tinggal menandai tanggal mulai dan berakhirnya haid saya maka akan muncul hari apa saja saya masih dalam masa subur.


Oleh bidan dan dokter pasca operasi caesar saya selalu diingatkan bahwa jarak kehamilan anak kedua dengan yang selanjutnya minimal harus 2 tahun. Hal ini dikarenakan berbagai resiko yang bisa dihadapi ibu dan bayi jika jarak kehamilan terlalu dekat pasca operasi caesar. Manusia tugasnya berikhtiar dengan maksimal, namun tetap Allah yang menentukan segalanya. Jika qodarullah saya dikarunia kehamilan sebelum jaraknya 2 tahun, saya tetap akan bersyukur karena di lapangan banyak yang meskipun jarak kehamilannya pasca operasi caesar kurang dari 2 tahun alhamdulillah ibu dan bayi selamat. Saya bukan menisbikan peringatan dari tenaga kesehatan, bagaimanapun juga kehamilan dan melahirkan sudah sunnatullahnya merupakan jihad bagi wanita dan nyawalah taruhannya. Jadi saya yakin takdir Allah merupakan yang terbaik, berada di atas segalanya, dan Allah tidak akan membebani hambaNya melebihi kemampuannya.


#Tantangan10Hari #Level12 #KuliahBunsayIIP #KeluargaMultimedia

#Onedayonepost #ODOPbatch5

Minggu, 18 Februari 2018

Game 12 - Keluarga Multimedia (Hari 9)

Review Aplikasi Scrapbook Collage

Kelas: Bunda Sayang
Materi: Keluarga Multimedia
Durasi: 3 Februari 2018 - 19 Februari 2018



Saya memiliki hobi membuat craft, khususnya scrapframe dan decoupage. Di IIP saya banyak belajar, salah satunya adalah apabila kita bisa menjadikan hobi sebagai sumber pemasukan kita akan enjoy menjalankan pekerjaan yang sekaligus adalah hobi kita tersebut. Oleh karena itu saya menerima pesanan scrapframe untuk mahar atau kado, serta sesekali mengadakan pelatihan decoupage. Saya senang menjalani pekerjaan ini karena bisa saya kerjakan di rumah, hanya sesekali saya keluar untuk membeli bahan, jika sudah jadi saya kirim melalui kurir.





Merk dagang saya adalah smart_scrapbook, jika ingin mengetahui produk karya-karya saya bisa membuka instagram dengan nama smart_scrapbook seperti merk dagang saya. Saya melakukan promosi via facebook dan instagram, sesekali saya juga memasang iklan di marketplace seperti OLX, Kaskus, Berniaga (dulu sebelum diakuisisi oleh OLX), dan marketplace yang lain. Ketika ada pesanan, maka saya akan berkomunikasi dengan customer untuk mengetahui detail pesanan yang diiginkan. Setelah jelas detail yang diminta, maka saya akan membeli bahan-bahan yang diperlukan. Jika bahan-bahan telah terkumpul, maka saya akan mengerjakannya. Senang rasanya menjalani proses mulai dari mengumpulkan bahan hingga berkreasi merangkai scrapframe yang dipesan oleh berbagai customer dengan berbagai permintaannya. Dalam proses tersebut saya dituntut untuk kreatif dan inovatif sehingga semakin lama skill saya pun semakin terasah.



Sejak hamil anak kedua saya mulai mengurangi intensitas menerima pesanan. Hal ini dikarenakan terbatasnya mobilitas saya. Padahal jika ada pesanan saya perlu mengumpulkan bahan-bahan dan berkeliling kesana-kemari. Dan memang mindset sangat mempengaruhi intensitas orderan saya. Ketika saya membuat mindset bahwa saya butuh dan bisa mengerjakan banyak pesanan, maka yang saya harapkan satu per satu berdatangan. Namun sebaliknya jika midset saya telah tersetel bahwa saya sedang tidak mampu mengerjakan banyak pesanan, maka pesanan pun menurun drastis. Ini benar-benar saya rasakan, oleh karenanya memang jika kita memutuskan menekuni dunia bisnis kita diajarkan untuk selalu positive thinking sebab mindset sangat berpengaruh pada kuantitas orderan.



Lama tidak mengerjakan handycraft membuat saya kangen, lantas saya iseng membuka playstore dan menemukan aplikasi scrapbook college. Kebetulan saat itu ada tugas membuat presentasi di wa grup IIP, dan saya diminta membuatkan presentasi oleh kelompok saya. Dengan bantuan aplikasi scrapbook college ini, saya bisa membuat presentasi yang menarik dan lucu-lucu. Saya juga bisa mengobati rasa kangen saya untuk berkreasi membuat scrapbook walau berbentuk softcopy.


#Tantangan10Hari #Level12 #KuliahBunsayIIP #KeluargaMultimedia

#Onedayonepost #ODOPbatch5

Jumat, 16 Februari 2018

Jenuh melanda



Ini sudah hari ke-26 di One Day One Post (ODOP). Tiap hari
bikin tulisan ternyata membuatku terserang virus jenuh juga. Pengen hutang tulisan takut malah membebani hari esok yang belum tentu lebih luang dari hari ini. Yasudah menulis seadanya dulu lah tentang kejenuhanku ini, hehe.

Hari ini libur, mungkin itu yang jadi salah satu faktor aku malas menulis. Pengennya kalau libur itu santai-santai kayak di pantai. Terus jalan-jalan nge-mall belanja ini itu, cuci mata, makan-makan, hihi. Sayangnya hari ini rencana jalan-jalan gagal total gegara suami mager alias malas gerak. Ya paham sih dia kerja pengennya kalau liburan istirahat tiduran di rumah. Lha aku yang tiap hari di rumah kan pengennya keluar jalan-jalan, ish sebal.

Aku sempat cemberut sama suami, pengen lanjut ngambek seharian tak pikir-pikir buat apa juga. Akhirnya aku bilang ke suami yasudah aku keluar dekat sini aja, beli bebek sama ke indomart. Suami mengiyakan, mungkin pikirnya win-win solution lah daripada istrinya cemberut terus-terusan. Akupun keluar dengan anak sulungku, sedangkan anak kedua kutinggal di rumah dengan suami. Adikku juga minta ikut, akhirnya kami bertiga keluar naik sepeda motor menuju indomart. Selesai membeli camilan di indomart kami bergegas beli bebek. Setelah membeli bebek kami mampir ke toko alat tulis membeli mainannya Fidza. Semua keperluan telah terlaksana, kami pun bergegas pulang. Dan ternyata memang suntukku terobati setelah keluar meski sebentar. Ditambah sampai rumah menikmati gurihnya daging bebek dilengkapi sambal tomat, hemm nyam-nyam enaak.

Besok masih libur, semoga tidak dilanda jenuh lagi. Entah kenapa kalau libur malah banyak yang dikerjakan, karena suami 24 jam di rumah, anak-anak juga, ditambah agenda-agenda yang silih berganti di akhir pekan. Apalagi tugas dari Institut Ibu Profesional (IIP) masih kurang dua tulisan berupa review aplikasi yang bermanfaat bagiku dan keluargaku. Rencana besok jalan-jalan dan datang kondangan, insyaallah disempatkan nulis waktu jalan-jalan. Malamnya juga ada kajian, bismillah deh, semoga besok semua aktifitas lancar, aamiin.

#Onedayonepost #ODOPbatch5

Kamis, 15 Februari 2018

My Family is Everything


Tak terasa 6 tahun lebih sudah saya jalani biduk rumah tangga bersama suami tercinta. Kami memiliki kepribadian yang berbeda, saya plegmatis sukanya santai-santai kayak di pantai, suami melankolis, segalanya harus perfect sehingga hidupnya jarang nyantai, dari sini saja keliatan kan kalau kami bertolak belakang. Tapi hidup nggak akan berwarna kalau semua orang sama, jadi ya dinikmati saja, anggaplah kami berjodoh supaya saling melengkapi. Teringat saat awal-awal menikah, kami sedang menata kamar, pas saya pasang taplak suami komentar, "kurang kanan, menceng itu." Saya turuti saja instruksinya, namun beberapa kali dibenarkan masih juga kurang presisi menurutnya. "Sudah ah, biar gini saja. Dasar perfeksionis!" ujar saya sebal. "Hahaha, akhirnya umi bilang gitu juga sama abi," kilahnya malah bangga. Sekarang kalau suami bilang, "umi bersihin donk kamarnya." Padahal kamar sudah saya bersihkan sebelumnya, maka saya dengan santai akan menjawab, "sudah bersih gini lho abii," dan terpaksa dia membiarkan walaupun dengan 'grundelan'. Begitulah akhirnya jurus pemakluman menjadi penengah bagi 'kenjomplangan' kami.


Dari abi melankolis dan umi plegmatis, lahirlah anak pertama yang sanguinis, lho kok bisa? ya nggak tau, takdir. Bisa dibayangkan saat umi mager alias malas gerak, anaknya berlarian kesana kemari melakukan berbagai eksperimen mulai dari mencampurkan parfum ke dalam gelas air minum neneknya (bisa dibayangkan tragedi selanjutnya), sampai membuat adonan kue dari bedak dicampur cat air, bahan craft sayapun tidak selamat menjadi bahan eksperimennya (ini bikin nangis, soalnya itu bahan-bahan mahal, hiks). Tembok rumah tak pernah bersih dari coretan, ketika tembok kamar sudah penuh semua, maka dia akan beralih ke tembok ruang tamu, tentunya berakhir dengan omelan neneknya. Sesantai-santainya saya tetap saja masih bisa stress kalau rumah persis kapal pecah, ketika mainan sudah dibereskan tidak membutuhkan waktu lama akan berantakan lagi. Akhirnya sayapun memilih tutup mata sambil melanjutkan nonton drama Korea, terserahlah nak, selama tak berbahaya lanjutkan saja kreasimu biar kau jadi anak kreatif (alasan). Lho bener kan, katanya creativity is messy, and my child is very creative ;).


Anak kedua saya masih bayi usia 3 bulan, tentunya kami belum tahu kepribadiannya karena masih belum polah. Doa adik saya, "semoga saja Hanna nanti gak kayak Fidza." "Kenapa?" tanyaku. "Tak bisa kubayangkan pusingnya jika dua anak ini nggak bisa diam semua," akupun tertawa getir sambil mengaminkan dalam hati. Salah satu hobi Fidza sejak ada Hanna adalah 'menguwel-uwel' si adik dengan gemasnya sampai tahap mengkhawatirkan, sayapun mengingatkannya agar memperlakukan adik dengan lembut. Tapi namanya anak makin diingatkan makin dilakukan, sehingga ketika saya 'meleng' sedikit, maka adiknya akan menjadi korban kegemasan kakaknya. "Kamu kira adikmu itu boneka ta?" tanyaku suatu hari pada Hafidza. "Iya habis Hanna lucu sekali," jawabnya innocent. Sayapun mencoba memberi pengertian, namun tetap saja kejadian yang sama berulang, inhale, exhale, sabaaar sabaaarrr. Segala pergumulan dengan bocah-bocah yang membutuhkan kesabaran ekstra ini menjadikan saya sering mengangkat bendera putih sambil melambai ke kamera, eh sambil bilang hayati lelah bang, hayati butuh piknik!

#INICERITAKOMEDIKU #Tantangan3 #Onedayonepost #ODOPbatch5

Rabu, 14 Februari 2018

Game 12 - Keluarga Multimedia (Hari 8)

Review Aplikasi Youtube

Kelas: Bunda Sayang
Materi: Keluarga Multimedia
Durasi: 3 Februari 2018 - 19 Februari 2018


Ini dia aplikasi yang lagi happening banget di kalangan masyarakat baik tua maupun muda. Sebuah aplikasi yang memfasilitasi para youtuber di seluruh dunia untuk meng-upload videonya dengan tema apa saja. Anak saya sangat gemar dengan aplikasi satu ini, saking sukanya sampai-sampai seharian dia bisa betah nonton youtube jika tidak dibatasi. Saya paham bahwa video-video yang terdapat di youtube tidak semuanya aman dilihat oleh anak-anak, karenanya saya mebuat setelan mode terbatas sehingga ada 'saringan' agar yang ditonton anak saya cukup aman. Cara menyetel mode terbatas adalah, masuk ke setelan > umum > on kan mode terbatas. Walaupun demikian di mode terbatas belum menjamin 100% konten yang dilihat anak kita aman, jadi kita sebagai orang tua tetap harus sering mendampingi dan memberikan peraturan yang tegas ketika anak-anak berselancar menggunakan aplikasi youtube ini.


Saya sendiri jarang menggunakan youtube, dikarenakan lebih sering menggunakan aplikasi sosial media yang lain. Sesekali saja saya gunakan youtube untuk streaming al matsurat atau jika memang ingin sedikit refreshing menonton video drama korea juga mendengar lagu yang saya sukai. Anak saya menyukai saluran berbahasa Inggris mulai dari review produk-produk mainan terbaru, film dokumenter yang dibuat keluarga dari Amerika semacam FGTeeV, Peppa Pig,  DIY toys, My Little Pony dan lain-lain. Seringnya anak saya menonton tayangan berbahasa Inggris menjadikannya sedikit demi sedikit menguasai bahasa Inggris. Saya menganggap inilah poin positif dari youtube, walau demikian ada juga sisi negatifnya. Karena kosa kata yang dipahami anak saya kebanyakan berbahasa Inggris, kosa kata bahasa Indonesia malah kurang dan menjadikannya kesulitan berkomunikasi dengan temannya. Hal ini membuat anak saya malas bersekolah, oleh karena itu saya mulai membiasakannya menonton video berbahasa Indonesia atau melayu layaknya Upin Ipin, Diva, video dari youtuber Indonesia, dan lain-lain.


Memang setiap teknologi memiliki sisi baik dan sisi negatif, sebagai orang tua kita harus pandai-pandai memanfaatkannya, jangan sampai teknologi itu malah menjadi boomerang bagi kita, naudzubillah. Kita juga harus membatasi waktu yang digunakan anak kita menggunakan gadget, misalnya maksimal 2 sampai 3 jam per hari. Diluar itu kita sibukkan anak-anak dengan permainan yang mengasah kreativitas mereka dan membaca buku untuk menambah pengetahuan serta melatih fokusnya. Permainan diluar yang melatih motorik kasar anak-anak juga tidak kalah penting agar tubuh mereka makin sehat dan kuat. Dan tentunya ibadah serta tauhid perlu ditanamkan sejak dini agar mereka menjadi generasi yang unggul emosional, spiritual, dan intelektualnya.


#Tantangan10Hari #Level12 #KuliahBunsayIIP #KeluargaMultimedia

#Onedayonepost #ODOPbatch5

Selasa, 13 Februari 2018

Kala si dia keluar kota

Dear sayang..
Hari ini kumerindumu
Sejak dua hari yang lalu kau harus keluar kota menjalankan amanah kerja
Memang tak layak aku mengeluh
Oleh karenanya kuhibur diriku dengan jalan-jalan
Kukerjakan hal yang menurutku mengasyikkan
Maaf ya nggak ajak-ajak kamu
Lha kamu nun jauh disana

Dear cinta..
Ingin kutulis ceritaku selama 2 hari kau pergi
Tapi yang kuingat hanya sedikit
Jadi mumpung mataku belum bisa terpejam gegara kopi yang kuminum tadi sore, kutulis saja yaa..
Tadi waktu di TP seperti biasa Fidza bermain dengan anak yang baru dia kenal
Aku dan Puput asyik makan cemilan
Sesekali juga nenenin Hanna
Habis itu kami makan, beli mainannya Fidza, lalu pulang

Suamiku..
Sepulang di rumah aku senang
Efek jalan-jalan bikin hormon oksitosin meningkat
Buktinya habis itu ASI mengalir lancar
Daripada galau di rumah gegara kamu gak ada
Emang mending aku jalan-jalan kan
Daripada nanti kamu pulang aku uring-uringan

Mending aku refreshing biar senang

#Onedayonepost #ODOPbatch5

Senin, 12 Februari 2018

Game 12 - Keluarga Multimedia (Hari 7)

Review Aplikasi Mesin Pencari Sunnah (MPS)

Kelas: Bunda Sayang
Materi: Keluarga Multimedia
Durasi: 3 Februari 2018 - 19 Februari 2018



Semalam tantangan pekan ke empat ODOP diumumkan, dan tantangannya ialah membuat tulisan komedi. Saya langsung garuk-garuk kepala, soalnya saya orang yang selera humornya kurang alias nggak humoris. Tapi tentunya saya tidak mau menyerah sebelum mencoba. Saya pun terpikir status-status bang Arham Rasyid atau sering juga dipanggil dengan bang Arham Kendari. Saya sering dibuat terpingkal-pingkal oleh status beliau yang kebetulan mampir di timeline facebook. Langsung saja saya stalking ke akun facebook bang Arham ini, dan mendapati status-status yang membuat saya tersenyum sendiri. Saya scroll terus ke bawah dan malah menemukan bang Arham men-share sebuah aplikasi berjudul Mesin Pencari Sunnah. Wah pas sekali, saya perlu 4 aplikasi lagi untuk di-review sebagai tugas game 12 dari Institut Ibu Professional (IIP).



Saya buka playstore lalu mencari aplikasi Mesin Pencari Sunnah dan menemukannya, setelah membaca fitur-fiturnya sayapun segera meng-install-nya. Ternyata banyak fitur yang dimiliki oleh aplikasi ini, fitur utamanya antara lain: mesin pencari, info kajian sunnah, waktu sholat, amalan harian, dan kalender hijriyah. Lalu fitur muamalah antara lain: ruang obat, produk toko sunnah, pulsa, kuota & listrik, tabungan hari akhir, daftar pesananku, kuis berhadiah, dan berbagi catatan kajian. Fitur streaming antara lain: radio sunnah, TV sunnah, audio kajian, video kajian, dan murottal Qur'an. Fitur maktabah antara lain: baca artikel, kitab ulama, kitab hadits, komik muslim, dan hisnul muslim. Fitur direktori sunnah antara lain: masjid terdekat, venue kajian, sekolah/pesantren, dan lowongan kerja. Fitur bahasa Arab antara lain: bahasa > Arabic, Arabic > bahasa, keyboard Arabic, istilah sehari-hari, dan belajar bahasa Arab. Fitur dzikir antara lain: dzikir pagi,  dzikir petang, dan dzikir setelah shalat. Fitur konsultasi syariah antara lain: tanya jawab dan kirim pertanyaan. Fitur hitung antara lain: hitung zakat mal, hitung zakat fitrah, dan hitung waris. Terakhir adalah fitur bantuan antara lain: donasi (hapus iklan), beri rating, dan tentang aplikasi.


Waah lengkap sekali ya aplikasi ini, benar-benar mendukung kita untuk semakin mengamalkan Islam dalam keseharian kita. Memang Islam adalah agama yang syumul atau lengkap mencangkup setiap sendi kehidupan. Mulai dari bangun tidur hingga kita tidur lagi, mulai dari urusan kamar mandi, ranjang, makanan, minuman, hingga muamalah, dan pemerintahan. Apabila semua umat muslim menerapkan Islam di setiap sendi kehidupannya, maka impian Islam menjadi rahmatan lil 'aalamiin akan segera terwujud, insyaAllah.



#Tantangan10Hari #Level12 #KuliahBunsayIIP #KeluargaMultimedia
#Onedayonepost #ODOPbatch5

Minggu, 11 Februari 2018

Game 12 - Keluarga Multimedia (Hari 6)

Review Aplikasi Panduan Perkembangan Bayi Balita

Kelas: Bunda Sayang
Materi: Keluarga Multimedia
Durasi: 3 Februari 2018 - 19 Februari 2018




Saya menikah dengan Pak Anom pada tahun 2011, sekitar 1 bulan setelah pernikahan alhamdulillah Allah mengamanahkan seorang jabang bayi dalam perut saya.  Hafidza lahir di pertengahan tahun 2012 dalam kondisi yang sehat tanpa kurang suatu apapun, syukur kami tiada terkira. Setelah Fidza berusia 2 tahun kami mulai berikhtiar program hamil untuk mendapatkan anak kedua. Namun Allah baru mengamanahkan kepada kami hamil kedua setelah Hafidza berusia 5 tahun 6 bulan. Walau demikian kami tak lupa bersyukur atas kehadiran putri kedua kami. Hanna lahir pada akhir tahun 2017 yang lalu dalam kondisi sehat wal 'afiat, sekarang usianya menginjak 3 bulan. 




Jarak kehamilan yang jauh membuat saya harus banyak belajar lagi tentang pengasuhan bayi baru lahir dan tahap perkembangannya. Tak jarang saya bertanya kepada teman saya ataupun googling di internet jika bingung terhadap suatu hal yang berkaitan dengan tumbuh kembang bayi. Saat Hanna poop lumayan sering, saya curhat di grup ibu-ibu alumni ITS, dan ketika diinfokan bahwa hal itu masih normal sayapun lega. Baru-baru ini Hanna malah tidak poop sama sekali, abinya yang khawatir. Saya katakan bahwa hal itu masih normal, menandakan bahwa ASI yang diminumnya terserap sempurna. Untuk lebih meyakinkan dia pun mencari info di google, dan ternyata memang benar bahwa di usia Hanna hal tersebut termasuk normal. Banyak hal lain yang membuat saya galau dan bertanya-tanya, misal saat usia 2 bulan Hanna sempat sakit batuk pilek, saat Hanna terkena ruam, saat Hanna susah ditidurkan di malam hari, dan banyak lagi seputar tetek bengek yang berkaitan dengan bayi mungil ini.




Untuk membantu saya memantau tumbuh kembang bayi Hanna, sayapun mencoba mencari aplikasi di play store yang bisa saya jadikan panduan dalam membersamai ananda. Lalu saya menemukan sebuah aplikasi yang bernama Panduan Pertumbuhan Bayi Balita, saya langsung meng-install aplikasi tersebut. Dalam aplikasi ini dijelaskan perkembangan apa saja yang idealnya telah dicapai oleh ananda sesuai tahapan umurnya. Jika kita memahami tahapan perkembangan bayi dan balita, harapannya kita akan bisa semakin tenang dan rileks dalam membersamai ananda. Kita juga bisa memberikan stimulus yang tepat sesuai dengan tahap perkembangannya.


#Tantangan10Hari #Level12 #KuliahBunsayIIP #KeluargaMultimedia

#Onedayonepost #ODOPbatch5