Minggu, 08 April 2018

Indahnya Ukhuwah



Latepost

Hari Rabu malam suami saya berangkat ke jember memdampingi lomba robot. Saya ambil kesempatan itu untuk pulang ke Kediri bersama adik dan Fidza. Dengan izin suami kami berangkat menggunakan kereta api. Berhubung liburan panjang,kami termasuk yang kurang beruntung karena hari kamis sudah full untuk pemberangkatan pagi dan siang. Pilihan tinggal pemberangkatan maghrib dan sampai disana malam,itupun tersisa tiket berdiri. Karena sudah kangen mbah dari almarhum ibu saya, resikopun saya ambil.

Saat berangkat,sengaja saya ajak adik dan anak saya mencari tempat duduk yg belum ditempati dulu.
Tidak lama kemudian serombongan orang naik, rata-rata berjenggot dengan celana cingkrang dan ibu-ibu bergamis panjang membawa serta anak-anak mereka, seketika suasana menjadi ramai. Kami pun berdiri mempersilakan empunya kursi menduduki kursinya, ada dua ibu yang satu membawa bayi. Adik dan anak saya mendapat duduk d kursi kanan depan tempat saya berdiri. Ternyata kursi yang awalnya saya duduki tersisa satu, suami salah satu ibu tersebut memilih duduk berdesakan bersama bapak-bapak lainnya. Saya pun meminta izin menduduki kursi tersebut dan dipersilakan.

Obrolan saya mulai dengan ibu yang membawa bayi, ternyata mereka beramai-ramai karena ada acara jamaah di Jombang. Saya mulai merasa akrab setelah berbincang banyak, beberapa kali ditawari makanan kecil juga saya tidak sungkan-sungkan mengambilnya. Anak saya yang dasarnya kinestetik bolak balik dari kursi tantenya ke kursi saya minta dipangku. Sebentar kemudian dia tertarik bergabung bermain bersama anak-anak kecil yang umurnya kurang lebih sama dengannya.
Saya tidak melarangnya karena orang tua mereka juga tidak berkeberatan Fidza bergabung. Karena rata-rata para ibu sudah sibuk dengan bayinya, yang momong anak-anak balita adalah para bapak, dan otomatis anak saya ikut dimomong (modus).

Candaan demi candaan khas anak-anak membuat Hafidza begitu ceria. Alhamdulillah anak saya termasuk anak yang mudah akrab alias SKSD (Sok Kenal Sok Dekat). Ditambah bapak--bapak tadi pintar berbaur masuk ke dunia anak-anak, berperan menjadi zombie, bercerita tentang ular sambil memeragakannya, dan banyak hal lagi yang membuat anak-anak semakin senang. Mereka lari kesana kemari, tertawa-tawa riang dengan pengawasan banyak orang dewasa. Saya yang mengamati sambil sesekali ngobrol dengan tetangga duduk saya ikut bahagia dan terbantu sekali karena Fidza jadi asyik dan sekalipun tidak rewel sepanjang perjalanan. Tiga jam tak terasa hingga kami sampai di tujuan, Fidza salim satu per satu dengan para bapak dan ibu-ibu tersebut. Tak lupa saya pun menyampaikan terima kasih kepada mereka.

Hari jumat pagi saya teringat kepada mereka, saya pun menangis terharu karena kebaikan mereka.
Memang kami tidak mengenal sebelumnya, tapi ukhuwah Islam begitu terasa. Saya pun teringat saudara-saudara Islam yang ditindas dan dibantai begitu keji di belahan lain bumi ini. Merekapun saudara saya, sayapun mendoakan mereka dan saudara-saudara Islam yang lainnya. Semoga Allah kuatkan kaki kita semua wahai umat Islam, masing-masing kita semua berjuang. Jika amal kami masih sebatas lisan dan tulisan, maka saudara kita nun jauh mengangkat pedang demi kemuliaan Islam. Sungguh Allah tidak akan menyiakan pengorbanan sekecil apapun, kalaupun nyawa meregang dalam berjuang, maka surgalah jaminannya.

#KelasFiksi
#ODOPBatch5

4 komentar: