Senin, 05 Maret 2018

Jogja Romantis day-1



Kutulis ulasan ini di atas kereta api Sancaka jurusan Jogja-Surabaya. Tiga hari dua malam sudah kuhabiskan di kota Jogja yang romantis. Sabtu pagi aku berangkat dari Surabaya bersama suami dan kedua anakku. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 5 jam hingga tiba di Jogja pukul 14.30. Kami segera memesan taksi online dan menuju hotel the Cube. Sesampainya di hotel kami segera check in dan masuk ke kamar. Pertama yang kami lakukan adalah  mengqodho shalat Dhuhur dan Ashar lalu istirahat sebentar. Fidza sudah tak sabar berenang, kebetulan the Cube hotel menyediakan kolam renang di lantai tujuh. Setelah penat hilang, kami pun segera bersiap dan nyemplung ke kolam renang.


Selesai berenang kami bersih diri lantas mengqodho shalat Maghrib dan Isya'. Selanjutnya kami bersiap untuk agenda sabtu malam yang telah dijadwalkan yakni acara Eka Kurniawan di kafe basabasi, daerah Blandongan. Setibanya di sana sekitar pukul 20.00 kami tertegun karena TKP sudah penuh sesak dengan pengunjung yang rata-rata adalah mahasiswa. Kami tidak bisa berlama-lama di acara tersebut karena banyaknya mahasiswa yang merokok. Sebenarnya di sana ada bazar buku, namun karena sudah tidak nyaman di awal menjadikanku lupa membeli buku. Padahal salah satu agenda ODOP di hari selanjutnya adalah acara tukar buku, apalagi aku lupa membawa buku dari rumah.


Kecewa dengan acara yang tidak sesuai harapan, kami segera meluncur ke alun-alun Jogja untuk mencari makan malam. Kami naik taksi online ke alun-alun, di jalan kami menanyakan kepada sopirnya kuliner enak di sekitar alun-alun. Lalu pak sopir menginfokan ada warung makan Handayani yang terkenal di sana. Kami pun turun sebelum bundaran alun-alun karena macet. Fidza yang sudah kecapekan pulas tertidur. Terpaksa Fidza didudukkan di stroller-nya Hanna oleh suami sedangkan baby Hanna kugendong.


Setelah berjalan melewati kemacetan tersebab odong-odong berwarna-warni di alun-alun, akhirnya kami menemukan warung Handayani. Tempatnya sangat sederhana khas warung pinggir jalan. Di sana kami memesan dua piring nasi ayam geprek mozarella dan minuman. Begitu makanan terhidang, rasa kesal karena acara sebelumnya gagal menjadi terobati dengan rasa endes makanan. Sambal yang digoreng bersama ayam geprek begitu nikmat rasanya, ditambah dengan lelehan keju mozarella menambah gurihnya hidangan. Bertemu dengan makanan harga kaki lima namun rasa bintang lima benar-benar menjadi mood booster bagi kami yang sebelumnya suntuk. Selesai makan kami kembali ke hotel, Fidza yang masih tertidur kami bungkuskan nasi goreng.


Setelah sampai di kamar hotel Fidza terbangun, akupun mengajaknya makan nasi goreng. Fidza yang asalnya menolak akhirnya bersedia makan sambil menonton walt disney channel di TV. Aku menyuapi Fidza sambil mecicipi nasi gorengnya, ternyata rasanya juga tak kalah enak dengan nasi ayam geprek. Benar-benar warung makan yang recomended bagi kawan-kawan yang sedang berlibur di Jogja.


#Onedayonepost #ODOPbatch5

2 komentar:

  1. Fidza ya namanya. Dih ... belum sempat ngisengin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, anaknya mas Wakhid uda bolak balik diisengin Fidza tuh..wkwk

      Hapus