Rabu, 07 Maret 2018

Bintang 3 mm - Ground

Ground



Ahmad masih duduk di kelas dua SMA, saat sebuah kejadian menjadi titik balik kehidupannya. Dia yang sebelumnya begitu menikmati hedonisme, bersenang-senang menjadi tujuannya. Ahmad tak pernah lupa, saat itu bapaknya di kamar mandi ketika mendapati serangan stroke pertamanya. Beruntung mamanya adalah orang kesehatan sehingga tau pertolongan pertama yang harus dilakukan. Mereka segera membawa bapaknya ke rumah sakit untuk dirawat, dan beliau selamat meskipun mulai mengalami kelemahan di beberapa bagian tubuhnya.

Pada awalnya bapaknya Ahmad masih mampu mengendarai sepeda motor, namun beberapa bulan kemudian terjadilah serangan stroke kedua hingga sebagian tubuhnya lumpuh. Ahmad menjadi saksi bagaimana upaya mamanya mengobati bapak. Mulai dari treatment di rumah sakit hingga pengobatan alternatif dijalani demi kesembuhan bapaknya. Namun segala usaha belum mampu mengembalikan kondisi bapaknya menjadi seperti sedia kala. Ahmad mulai berpikir untuk melakukan sesuatu demi kesembuhan orang tercinta yang begitu dihormatinya itu. Dia mulai berazzam untuk menjadi dokter. Dengan kemampuannya dia ingin bisa menyembuhkan sakit yang diderita bapaknya.

Ahmad mulai meninggalkan kehidupan hedonnya, dia lebih serius belajar demi lolos ujian masuk perguruan tinggi jurusan kedokteran yang tentunya tidak mudah. Dia juga mulai aktif di organisasi keislaman dan memperbaiki ibadahnya. Dengan demikian dia merasakan ketenangan ketika dekat dengan Tuhannya. Ketika di rumah dia berusaha merawat bapaknya dengan telaten, karena memang merawat orang yang lumpuh membutuhkan kesabaran ekstra. Bapaknya yang dulunya pendiam dan bijak dalam bersikap kini menjadi semakin emosional. Ahmad berusaha meredam emosinya setiap berhadapan dengan orang yang dikasihinya itu.

*****
Kini segala harapan kandas dan kerja kerasnya seakan sia-sia. Kenapa saat dia sudah mengerahkan seluruh kemampuannya dia gagal? Bagaimana dengan cita-citanya? Dan yang lebih ironis adalah beberapa orang kawannya yang sempat meminta untuk diajari saat persiapan ujian justru diterima di jurusan kedokteran.

Ahmad berbaring menatap langit-langit kamarnya. Sudah tiga hari dia mengurung diri di kamar, keluar hanya untuk makan dan keperluan buang hajat. Orang tua dan saudaranya berusaha menghibur, namun hanya masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Dia ingin mempertanyakan takdir Allah, tapi dia masih punya iman. Dia masih ingat sebuah ayat, bahwa bisa jadi apa yang menurut dia baik baginya sesungguhnya itu buruk di hadapan Allah, dan sebaliknya. Ahmad pun bangkit dan menghabiskan waktunya di atas sajadah, dia tumpahkan segala keluh kesahnya pada Rabb semesta alam, dia merasa tenang.

#Onedayonepost #ODOPbatch5 #Tantangan7&8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar