Kamis, 15 Maret 2018

Bintang 3 mm - Switch Case

Switch Case


Samsul, Hari, dan Deni menyusuri lorong rumah sakit. Mereka masuk ke sebuah kamar kelas satu, didapatinya Ahmad yang tengah menunggui bapaknya. Ahmad segera berdiri menyambut kawan-kawannya dan mempersilakan mereka duduk.
"Alhamdulillah bapak sudah melewati masa kritis, insyaallah besok sudah boleh pulang," terang Ahmad mengenai kondisi bapaknya yang saat itu sedang tidur.
"Iya gakpapa Mad, kamu fokus merawat bapakmu dulu aja," jawab Hari.
"Tapi perlombaan tinggal lima hari lagi," ujar Ahmad sedih.
"Ah, tenang saja. Kami juga sedang meneruskan coding-anmu kok. Walaupun kami agak kesulitan karena yang paham detail sebuah program kan yang buat, hehe. Untung kamu kasih keterangan di setiap code bikinanmu" kilah Deni menenangkan.
"Besok begitu bapakku pulang aku langsung ke basecamp. Inipun sambil nunggu bapak aku juga menyempatkan ngoding kok" ujar Ahmad lagi.
"Mas Ahmad selalu paling all out kalo kerja, gak kayak mas Deni," celetuk Samsul bercanda.
"Hei, aku juga all out tau," sergah Deni tak mau kalah. Semua pun tergelak.

Sesuai prediksi, keesokan harinya bapak Ahmad sudah boleh pulang. Ahmad menuntun dan mengantar bapaknya hingga sampai rumah. Sesampainya di rumah Ahmad beristirahat setelah dua hari begadang menunggui bapaknya. Begitu dia bangun hari sudah sore, Ahmad bersiap lantas meminta ijin mamanya untuk pergi ke basecamp. Waktu sudah semakin sempit sementara masih ada beberapa revisi yang harus diselesaikan.

Sampai di basecamp Ahmad disambut kawan-kawannya. Mereka segera berunding dan menunjukkan pekerjaan yang dilakukan selama Ahmad absen. Ahmad segera menekuni kembali laptopnya untuk meneruskan revisi program. Hari dan Deni asyik mengutak utik robot. Sedangkan Samsul melanjutkan program yang menjadi bagiannya.

H-2 dilakukan gladi bersih di hadapan para dosen. Mereka melakukan presentasi dan menunjukkan sejauh apa hasil pekerjaan mereka selama ini. Para dosen mengevaluasi bahwa robot mereka layak untuk dilombakan dua hari lagi. Setelah selesai melakukan presentasi robot buatan mereka, para dosen pun memutuskan tim Ahmad siap menghadapi lomba KRI di UI. Ahmad dan teman-temannya berpelukan, namun ini bukanlah akhir perjuangan. Tantangan yang sesungguhnya tengah menanti di laga perlombaan robot KRI.

Malamnya Ahmad berpamitan kepada orang tuanya untuk berangkat keesokan harinya, ada rasa berat di sudut hatinya meninggalakan orang tuanya walaupun tidak lama.
"Ma, Pak, besok pagi Ahmad berangkat ke Jakarta. Lusa rangkaian perlombaan KRI dimulai dan kami harus sudah stand by untuk tes lapangan dan sebagainya," pamit Ahmad kepada mama dan bapaknya.
"Iya kamu hati-hati ya. Berikhtiarlah dengan maksimal lalu bertawakkallah. Mama dan bapak akan mendoakan dari rumah semoga kau berhasil mendapatkan hasil yang terbaik," petuah mamanya panjang lebar.
"Kamu nggak usah mengkhawatirkan bapak. Bapak baik-baik saja," ujar bapak Ahmad seolah bisa membaca kekhawatiran anaknya.
"Makasih Ma, Pak..." ujar Ahmad sambil memeluk kedua orang tuanya.

Pagi-pagi keesokan harinya Ahmad berangkat menuju basecamp tempat mereka berkumpul sebelum berangkat bersama. Semua keperluan perlombaan, robot, serta segala peralatan telah di-packing dalam sebuah koper besar. Dengan menaiki bus kampus tim Ahmad dan tiga tim robot lainnya diantar menuju stasiun. Mereka naik kereta api menuju Jakarta.

#Onedayonepost #ODOPbatch5 #Tantangan7&8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar