Jumat, 26 Januari 2018

You and Me Became Us



Rasa cinta adalah fitrah setiap manusia, jika kita merasa ada ketertarikan pada lawan jenis itu adalah normal, dan sebaliknya jika tidak tertarik dengan lawan jenis malah tidak normal, khawatir kena virus elgibiti :D. Ketika remaja hingga sebelum menikah, saya pun merasakan ketertarikan dengan lawan jenis, tidak hanya sekali namun beberapa kali. Walaupun demikian pada akhirnya semua hanya sekedar gejolak hati yang akan meredam dengan sendiri jika tak diperturutkan. Ya, saya memilih tidak memperturutkan hawa nafsu saya, saya tak pernah menyatakan cinta karena saya merasa belum siap menikah.

Saya juga selalu mempertimbangkan ketika menyukai seseorang, apa dia cocok dengan saya, sesuai dengan harapan saya, jawabannya tidak. Rata rata orang yang saya sukai masa itu standartnya belum sesuai dengan harapan saya, dan itu membuat saya mudah melupakannya.

Alih alih sibuk dengan perasaan cinta yang membuat galau, saya lebih memilih fokus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Saya yakin kita akan dipertemukan dengan pasangan yang sekufu (sederajat) dengan kualitas diri kita. Oleh karena itu jika kita ingin pasangan yang keren maka kita harus memantaskan diri kita hingga tiba saatnya Allah mempertemukan kita dengan pasangan tercinta.

Alhamdulillah di usia 23 tahun penantian saya terjawab sudah, Allah mendatangkan seorang ikhwan pilihan-Nya untuk menjadi pasangan hidup saya. Kami tak pernah kenal sebelumnya, tapi dia adalah representasi dari harapan-harapan saya. Maka nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan? Saya bahagia menjalani biduk rumah tangga bersamanya. Ada kalanya kami tertawa bersama, sesekali kami juga menangis berpelukan. Memang kehidupan pernikahan tak pernah sepi dari cobaan, tapi semoga segala aral rintangan membuat kami semakin erat bergandengan.

Suami saya, Adnan Rachmad Anom Besari, adalah ikhwan idaman saya. Bagaimana tidak, dia tampan menurut saya, pintar, jika tidak dia tak akan menjadi dosen, dan yang terpenting dia sabar. Cukup 3 hal itu memang kriteria saya, tapi baru mas Anom-lah yang bisa memenuhinya, dan alhamdulillah dialah jodoh saya. Maka nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan? Kini, 6,5 tahun telah kami lalui bersama, 2 gadis kecil telah mewarnai kebersamaan kami. Menikah adalah ibadah terpanjang, jika Allah ijinkan, saya ingin menua bersamanya hingga maut memisahkan. Semoga kami sekeluarga dikumpulkan kembali di surgaNya, aamiin.

#TantanganODOP1 #Onedayonepost #ODOPbatch5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar