Tahun 2010 saya melihat kawan-kawan saya lulus, namun saya
masih terkendala di TA yang belum selesai. Karena beban kuliah saya tinggal TA,
akhirnya saya memutuskan untuk mulai bekerja, namun pekerjaan yang bisa
dilakukan tanpa meninggalkan kuliah. Alhamdulillah saya diterima sebagai SPV
asrama putri beasiswa ETOS Dompet Duafa. Saya menjalani kehidupan yang luar
biasa selama menjalani amanah ini.
Beastudy Etos adalah salah satu program beasiswa untuk calon
mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Sistem seleksinya mirip dengan bidik misi,
para mahasiswa yang lolos seleksi akan mendapatkan bantuan uang masuk perguruan
tinggi, uang spp, saku bulanan, dan asrama beserta pembinaan untuk
mengembangkan diri. Tinggal seatap bersama para mahasiswi dengan background keluarga
kurang mampu namun memiliki prestasi dan semangat tinggi untuk melanjutkan
study dan mengangkat kondisi keluarga memberikan banyak pelajaran berharga bagi
saya. Walaupun saya sebagai SPV asrama, sejatinya saya yang belajar banyak dari
mereka. Saya belajar tentang kerja keras dalam keterbatasan, saya belajar
kreativitas untuk meningkatkan taraf hidup dan penghasilan, dan tentu saja
disiplin serta tanggung jawab. Di asrama kami dibiasakan untuk shalat
berjamaah, saling membangunkan saat waktunya shalat malam, kajian setelah
shubuh dengan mengkaji kitab-kitab dan hapalan, serta menjalankan piket dalam
rangka menjaga kebersihan dan kenyamanan di asrama. Selain sebagai SPV saya juga diamanahi
sebagai bendahara, di sini saya belajar mengelola keuangan dan membukukannya. Ada
juga berbagai program pendampingan dan pengembangan diri untuk penerima
beasiswa yang bisa saya ikuti yang tentunya memberikan banyak ilmu dan
pengalaman bagi saya.
Setelah 8 bulan membersamai adik-adik Etos, sebuah babak
baru kehidupan saya dimulai. Sebuah proposal dari seorang ikhwan diserahkan
kepada saya oleh murobbi setelah hampir setahun saya mengumpulkan proposal
nikah sebagai tanda bahwa saya siap berikhtiar mencari jodoh lewat jalur yang
syar’i yakni taaruf. Saat itu bertepatan dengan bapak yang tiba-tiba mengatakan
kepada saya akan memberikan lampu hijau untuk menikah walaupun sebelumnya
beliau keukeh bahwa saya harus lulus sebelum menikah. Dan gayung bersambut,
bapak langsung menyatakan iya begitu selesai membaca proposal sang ikhwan.
Proses persiapan untuk pernikahan pun dilaksanakan dan di tahun 2011 saya resmi
menjadi istri seorang ikhwan bernama Adnan Rachmad Anom Besari.
Suami saya bukanlah seseorang yang saya kenal sebelumnya,
kami menikah berbekal tsiqoh pada murobbi dan takwa kepada Allah semata.
Cita-cita kami adalah meniti biduk rumah tangga bersama, membentuk keluarga
sakinah, mawaddah wa rohmah, istiqomah di jalan dakwah hingga berkumpul di
surga. Kami ingin mendidik buah hati kami menjadi anak anak yang sholih
sholihah yang tumbuh sebagai penerus estafet dakwah, menjalankan peran
peradaban mereka dengan sebaik baik akhlaknya. Semoga Allah meridhoi kami
sekeluarga dan memudahkan segala upaya kami untuk memberikan peran terbaik yang
bisa kami persembahkan bagi peradaban.
#TantanganODOP1 #Onedayonepost #ODOPbatch5
#TantanganODOP1 #Onedayonepost #ODOPbatch5
perjuangan hidup yang luar biasa.
BalasHapussungguh... indah pada akhirnya bila hidup hanya untuk-Nya.
Aamiin...
tetap semangat di jalan dakwah mbak.
Aamiin..terima kasih mbak Isnania :)
Hapus