Zahratul Jannah's Blog
Senin, 17 Juni 2024
Jumat, 15 Mei 2020
Self Assessment
Self Assessment as a mentee :
Saya telah memulai program mentorship sebagai mentee dengan mbak Kunti sebagai mentornya. Tema mentorship kami adalah manajemen LDM. Di tahap ini saya diajak mulai menggali permasalahan yang bisa membuat saya galau atau kurang terkontrol dalam manajemen emosi selama LDM. Dari sana akan kami rumuskan bersama tips-tips untuk memanajemen emosi terkait dengan sebab-sebab yang sudah kami gali bersama di awal ini.
Tantangan terbesar saya dalam LDM adalah mengelola emosi dan beradaptasi dengan kondisi yang mengharuskan saya untuk mandiri mengurus kedua buah hati saya. Hal ini menjadikan emosi saya lebih rentan terutama kepada anak sulung saya, astaghfirullah. Komunikasi dengan suami alhamdulillah lancar melalui video call setiap hari. Sementara itu ada ibu mertua yang banyak membantu saya selama suami berada nun jauh disana.
Langkah selanjutnya saya akan berusaha menerapkan tips-tips yang akan saya dapatkan nantinya dalam mentorship. Sebagai mentee tentunya saya berusaha menerapkan adab pencari ilmu, semoga mbak Kunti berkenan dengan interaksi kami selama ini.
Program mentorship menurut saya akan efektif dengan metode sharing dan diskusi, untuk kemudian tips-tips yang saya dapatkan dengan mbak Kunti yang sudah berpengalaman selama 6 tahun LDM insyaallah akan saya praktekkan satu per satu.
Level kemampuan dalam manajemen LDM masih dalam level pemula yang masih mudah galau serta mudah terpancing emosi terutama saat membersamai ananda.
Bunda Kunti Imada Sari
IP Sulawesi
(My Mentor-kelas manajemen LDM)
Bunda Kunti sudah menjalani LDM selama 6 tahun dari 11 tahun pernikahannya. Berdasar pengalamannya beliau berusaha menyusun metode manajemen LDM yang lebih terstruktur sesuai dengan kebutuhan saya sebagai mentee. Beliau adalah rekan diskusi yang menyenangkan, karena sejatinya yang saya butuhkan adalah teman ngobrol yang paham dengan kondisi saya sebagai pejuang LDM.
Kegalauan dan rasa-rasa yang bermunculan saat jauh dengan suami inilah yang perlu dimanage. Dan dengan adanya pendampingan dari mbak Kunti yang lebih berpengalaman, saya berharap lebih bisa mengolah rasa dan emosi terutama saat membersamai si kecil.
Assessment result :
Mbak Kunti merupakan mentor 5 stars dengan penguasaan materi yang mumpuni serta model pembelajaran yang aktif dan aplikatif. Selalu mengutamakan program mentoring yang menyenangkan.
Aliran Rasa :
Selama menjalani kelas bunda cekatan saya meraba-raba ilmu apa yang saya butuhkan. Saya membuat mind map, memasuki berbagai grup diskusi, mulai portofolio, kelas homeschooling, demi untuk menambah ilmu dalam membersamai anak. Namun tetap ada hal yang masih kurang, dan saya belum juga menyadarinya.
Hingga saat saya mencari mentor, saya menemukan mbak Kunti dengan tema manajemen LDM nya. Saya seolah olah menemukan oase di tengah padang pasir. Ya inilah yang saya butuhkan saat ini. Kondisi LDM yang menjadi sumber kegalauan terbesar saya saat ini dan itu butuh di manage. Semoga proses mentorship kali ini bisa memberikan solusi atas permasalahan yang timbul selama saya menjalani LDM dengan suami, aamiin.
#jurnalke2
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional
Saya telah memulai program mentorship sebagai mentee dengan mbak Kunti sebagai mentornya. Tema mentorship kami adalah manajemen LDM. Di tahap ini saya diajak mulai menggali permasalahan yang bisa membuat saya galau atau kurang terkontrol dalam manajemen emosi selama LDM. Dari sana akan kami rumuskan bersama tips-tips untuk memanajemen emosi terkait dengan sebab-sebab yang sudah kami gali bersama di awal ini.
Tantangan terbesar saya dalam LDM adalah mengelola emosi dan beradaptasi dengan kondisi yang mengharuskan saya untuk mandiri mengurus kedua buah hati saya. Hal ini menjadikan emosi saya lebih rentan terutama kepada anak sulung saya, astaghfirullah. Komunikasi dengan suami alhamdulillah lancar melalui video call setiap hari. Sementara itu ada ibu mertua yang banyak membantu saya selama suami berada nun jauh disana.
Langkah selanjutnya saya akan berusaha menerapkan tips-tips yang akan saya dapatkan nantinya dalam mentorship. Sebagai mentee tentunya saya berusaha menerapkan adab pencari ilmu, semoga mbak Kunti berkenan dengan interaksi kami selama ini.
Program mentorship menurut saya akan efektif dengan metode sharing dan diskusi, untuk kemudian tips-tips yang saya dapatkan dengan mbak Kunti yang sudah berpengalaman selama 6 tahun LDM insyaallah akan saya praktekkan satu per satu.
Level kemampuan dalam manajemen LDM masih dalam level pemula yang masih mudah galau serta mudah terpancing emosi terutama saat membersamai ananda.
Bunda Kunti Imada Sari
IP Sulawesi
(My Mentor-kelas manajemen LDM)
Bunda Kunti sudah menjalani LDM selama 6 tahun dari 11 tahun pernikahannya. Berdasar pengalamannya beliau berusaha menyusun metode manajemen LDM yang lebih terstruktur sesuai dengan kebutuhan saya sebagai mentee. Beliau adalah rekan diskusi yang menyenangkan, karena sejatinya yang saya butuhkan adalah teman ngobrol yang paham dengan kondisi saya sebagai pejuang LDM.
Kegalauan dan rasa-rasa yang bermunculan saat jauh dengan suami inilah yang perlu dimanage. Dan dengan adanya pendampingan dari mbak Kunti yang lebih berpengalaman, saya berharap lebih bisa mengolah rasa dan emosi terutama saat membersamai si kecil.
Assessment result :
Mbak Kunti merupakan mentor 5 stars dengan penguasaan materi yang mumpuni serta model pembelajaran yang aktif dan aplikatif. Selalu mengutamakan program mentoring yang menyenangkan.
Aliran Rasa :
Selama menjalani kelas bunda cekatan saya meraba-raba ilmu apa yang saya butuhkan. Saya membuat mind map, memasuki berbagai grup diskusi, mulai portofolio, kelas homeschooling, demi untuk menambah ilmu dalam membersamai anak. Namun tetap ada hal yang masih kurang, dan saya belum juga menyadarinya.
Hingga saat saya mencari mentor, saya menemukan mbak Kunti dengan tema manajemen LDM nya. Saya seolah olah menemukan oase di tengah padang pasir. Ya inilah yang saya butuhkan saat ini. Kondisi LDM yang menjadi sumber kegalauan terbesar saya saat ini dan itu butuh di manage. Semoga proses mentorship kali ini bisa memberikan solusi atas permasalahan yang timbul selama saya menjalani LDM dengan suami, aamiin.
#jurnalke2
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional
Jumat, 08 Mei 2020
Beautiful Butterfly
Welcome di tahap akhir dari kelas bunda cekatan, yakni tahap kupu-kupu. Masyaallah sudah banyak pekan terlewati mulai dari tahap ulat-ulat, kepompong, dan sampailah di tahap terakhir dari proses metamorfosis ini. Dan di pekan ini kami ditugaskan untuk menjadi mentor dan mentee dengan memanfaatkan fitur mentorship di facebook.
Pada awalnya saya ingin menjadi mentee di bidang bahasa Jepang. Namun mentor yang saya hubungi sudah mendapatkan mentee, sehingga saya harus mencari mentor yang lain. Di grup wag bunda cekatan juga dishare siapa saja yang belum menemukan pasangannya. Lalu mata saya tertumpu pada tema yang dibawa oleh mbak Kunti, yakni manajemen LDR. Saya yang sedang LDR merasa inilah yang saya perlukan saat ini, lalu segera saya chat mbak Kunti di messenger.
Alhamdulillah mbak Kunti masih kosong, sehingga bisa menerima saya sebagai menteenya. Apakah tema ini sesuai dengan mind map saya? Saya jawab iya, karena tujuan utama mind map saya adalah bagaimana menjadi happy mom, sehingga seluruh anggota keluarga juga senantiasa bahagia. Dan saat ini, kondisi LDR rentan sekali untuk menurunkan mood saya. Saya butuh kawan sharing terkait kondisi saya untuk memanajemen emosi sehingga bisa menjaga kewarasan dan rasa bahagia dalam hati.
Saya sudah berbincang dengan mbak Kunti sebagai perkenalan dan langkah awal mentorship. Ternyata beliau juga pejuang LDR yang menjalani kondisi ini sejak awal pernikahannya. Bagaimana dengan saya yang baru mengalaminya sejak tahun lalu? Jawabannya saya masih sering galau, hehe. Apalagi saat di awal LDR seolah-olah saya sudah sangat menderita, padahal banyak yang merasakan kondisi sulit seperti saya. Oleh karenanya saya membutuhkan teman sharing agar dapat memanajemen perasaan saya sendiri.
Lalu langkah berikutnya adalah mencari mentee. Dan ternyata proses mendapatkan mentee tidak semudah itu, fergusso. Sampai saat ini saya belum berhasil mendapatkan rekan yang bersedia menjadi mentee. Memang tema yang saya bawa tidak begitu banyak peminatnya, yakni scrapframe. Saya memilihnya karena saya sudah menekuni pembuatan scrapframe ini selama lebih dari 2 tahun dan menggelutinya sebagai salah satu sumber pemasukan.
Saya sudah mencoba menanyakan beberapa orang yang kira-kira berminat dengan tema yang saya bawa, namun zonk, mereka sudah mendapatkan mentor. Saya coba lagi, dan lagi, tapi masih gagal juga hingga detik ini. Alhasil, daripada saya terus menunggu seseorang untuk memjadi mentee saya, lebih baik saya segera mengerjakan jurnal pekan ini karena sudah dekat dengan jam cinderella.
Di grup wag bunda cekatan juga sudah ada pengumuman bahwa tidak mengapa jika tidak menjadi mentor namun wajib untuk menjadi mentee sambil belajar bagaimana cara menjadi mentor melalui proses selama 8 pekan ke depan. Baiklah jika memang saya harus menjadi mentee saja saya harus ikhlas dan tetap bersemangat hingga kelas ini berakhir. Bismillah :)
#jurnalke1
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional
Pada awalnya saya ingin menjadi mentee di bidang bahasa Jepang. Namun mentor yang saya hubungi sudah mendapatkan mentee, sehingga saya harus mencari mentor yang lain. Di grup wag bunda cekatan juga dishare siapa saja yang belum menemukan pasangannya. Lalu mata saya tertumpu pada tema yang dibawa oleh mbak Kunti, yakni manajemen LDR. Saya yang sedang LDR merasa inilah yang saya perlukan saat ini, lalu segera saya chat mbak Kunti di messenger.
Alhamdulillah mbak Kunti masih kosong, sehingga bisa menerima saya sebagai menteenya. Apakah tema ini sesuai dengan mind map saya? Saya jawab iya, karena tujuan utama mind map saya adalah bagaimana menjadi happy mom, sehingga seluruh anggota keluarga juga senantiasa bahagia. Dan saat ini, kondisi LDR rentan sekali untuk menurunkan mood saya. Saya butuh kawan sharing terkait kondisi saya untuk memanajemen emosi sehingga bisa menjaga kewarasan dan rasa bahagia dalam hati.
Saya sudah berbincang dengan mbak Kunti sebagai perkenalan dan langkah awal mentorship. Ternyata beliau juga pejuang LDR yang menjalani kondisi ini sejak awal pernikahannya. Bagaimana dengan saya yang baru mengalaminya sejak tahun lalu? Jawabannya saya masih sering galau, hehe. Apalagi saat di awal LDR seolah-olah saya sudah sangat menderita, padahal banyak yang merasakan kondisi sulit seperti saya. Oleh karenanya saya membutuhkan teman sharing agar dapat memanajemen perasaan saya sendiri.
Lalu langkah berikutnya adalah mencari mentee. Dan ternyata proses mendapatkan mentee tidak semudah itu, fergusso. Sampai saat ini saya belum berhasil mendapatkan rekan yang bersedia menjadi mentee. Memang tema yang saya bawa tidak begitu banyak peminatnya, yakni scrapframe. Saya memilihnya karena saya sudah menekuni pembuatan scrapframe ini selama lebih dari 2 tahun dan menggelutinya sebagai salah satu sumber pemasukan.
Saya sudah mencoba menanyakan beberapa orang yang kira-kira berminat dengan tema yang saya bawa, namun zonk, mereka sudah mendapatkan mentor. Saya coba lagi, dan lagi, tapi masih gagal juga hingga detik ini. Alhasil, daripada saya terus menunggu seseorang untuk memjadi mentee saya, lebih baik saya segera mengerjakan jurnal pekan ini karena sudah dekat dengan jam cinderella.
Di grup wag bunda cekatan juga sudah ada pengumuman bahwa tidak mengapa jika tidak menjadi mentor namun wajib untuk menjadi mentee sambil belajar bagaimana cara menjadi mentor melalui proses selama 8 pekan ke depan. Baiklah jika memang saya harus menjadi mentee saja saya harus ikhlas dan tetap bersemangat hingga kelas ini berakhir. Bismillah :)
#jurnalke1
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional
Sabtu, 25 April 2020
Puasaku Pekan ke-4
Masyaallah ini adalah pekan terakhir kami berpuasa, sebelum menjalankan puasa yang sesungguhnya di bulan ramadhan. Saya masih mengambil tema yang sama dengan pekan kedua dan ketiga karena masih banyak PR dalam manajemen emosi saat membersamai ananda. Saya merasa ada sedikit peningkatan di pekan ini karena saya dalam masa persiapan menyambut ramadhan sehingga berusaha memperbaiki amal yaumi dan memanajemen emosi. Kesimpulan saya, semakin baik ruhiyah saya akan berbanding lurus dengan kemampuan mengendalikan emosi.
Saya memberi nilai 3 selama pekan terakhir ini. Kenapa tidak memberikan nilai 4? Karena saya masih terus belajar dalam bab manajemen emosi ini. Saya tidak ingin berpuas diri dengan nilai sempurna karena memang masih banyak yang perlu diperbaiki. Seperti kesimpulan saya di paragraf sebelumnya, jika saya ingin semakin baik dalam manajemen emosi maka saya harus meningkatkan amal yaumi. Seperti di bulan ramadhan, saat puasa kita dilarang marah bukan? Hal ini harusnya menjadi patokan yang bisa saya terapkan di bulan-bulan lain walaupun tidak sedang berpuasa. Memang hakekat ramadhan adalah mencharge ruhiyah kita agar siap menghadapi berbagai macam godaan di bulan-bulan selain ramadhan. Masyaallah.
Harapan saya tentunya saya bisa memanfaatkan momen ramadhan tahun ini untuk menempa diri agar menjadi insan yang lebih baik dan bertakwa. Terutama dalam hal manajemen emosi ini, semoga Allah memudahkan saya agar bisa semakin sabar dalam membersamai ananda. Aamiin Allahumma Aamiin.
#janganlupabahagia
#jurnalpuasamingguke-4
#materi4
#kelaskepompong
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
Saya memberi nilai 3 selama pekan terakhir ini. Kenapa tidak memberikan nilai 4? Karena saya masih terus belajar dalam bab manajemen emosi ini. Saya tidak ingin berpuas diri dengan nilai sempurna karena memang masih banyak yang perlu diperbaiki. Seperti kesimpulan saya di paragraf sebelumnya, jika saya ingin semakin baik dalam manajemen emosi maka saya harus meningkatkan amal yaumi. Seperti di bulan ramadhan, saat puasa kita dilarang marah bukan? Hal ini harusnya menjadi patokan yang bisa saya terapkan di bulan-bulan lain walaupun tidak sedang berpuasa. Memang hakekat ramadhan adalah mencharge ruhiyah kita agar siap menghadapi berbagai macam godaan di bulan-bulan selain ramadhan. Masyaallah.
Harapan saya tentunya saya bisa memanfaatkan momen ramadhan tahun ini untuk menempa diri agar menjadi insan yang lebih baik dan bertakwa. Terutama dalam hal manajemen emosi ini, semoga Allah memudahkan saya agar bisa semakin sabar dalam membersamai ananda. Aamiin Allahumma Aamiin.
#janganlupabahagia
#jurnalpuasamingguke-4
#materi4
#kelaskepompong
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
Jumat, 17 April 2020
Puasaku Pekan ke-3
Saya belum selesai dengan PR pengendalian emosi dalam membersamai ananda. Oleh karenanya saya memilih tema ini lagi, seperti pekan lalu. Walaupun mengulang saya masih mendapat nilai merah juga :(. Astaghfirullah.. Banyak sekali ilmu yang harus digali dan diterapkan sebagai bekal pengontrolan emosi saya. Semoga saya bisa menjadi lebih baik dari hari ke hari terutama dalam hal mengontrol emosi.
Di atas adalah penilaian saya selama sepekan. Pada hari jumat hingga ahad anak pertama saya menginap di rumah neneknya sehingga saya hanya mendampingi anak kedua. Overall saya memberi nilai 3 ketika saya bisa mengontrol emosi dengan cukup baik. Nilai merah saya berikan ketika saya 'kelepasan', seperti suara meninggi dan marah-marah.
Saya rasa PR ini akan menjadi PR besar saya, dan wajib diselesaikan. Karena akan banyak dampak negatif jika saya masih belum selesai dengan PR pengontrolan emosi ini. Tentunya saya wajib memohon back up Allah Yang Maha Kuasa dalam perbaikan diri dan tazkiyatun nafs. Hanya Dialah yang mampu membolak balikkan hati, dan insyaAllah dengan ijin Allah maka hal yang terlihat tidak mungkin akan berubah juga. Bismillah.. mohon pertolonganMu Yaa Rabb..
#janganlupabahagia
#jurnalpuasamingguke-3
#materi3
#kelaskepompong
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
Di atas adalah penilaian saya selama sepekan. Pada hari jumat hingga ahad anak pertama saya menginap di rumah neneknya sehingga saya hanya mendampingi anak kedua. Overall saya memberi nilai 3 ketika saya bisa mengontrol emosi dengan cukup baik. Nilai merah saya berikan ketika saya 'kelepasan', seperti suara meninggi dan marah-marah.
Saya rasa PR ini akan menjadi PR besar saya, dan wajib diselesaikan. Karena akan banyak dampak negatif jika saya masih belum selesai dengan PR pengontrolan emosi ini. Tentunya saya wajib memohon back up Allah Yang Maha Kuasa dalam perbaikan diri dan tazkiyatun nafs. Hanya Dialah yang mampu membolak balikkan hati, dan insyaAllah dengan ijin Allah maka hal yang terlihat tidak mungkin akan berubah juga. Bismillah.. mohon pertolonganMu Yaa Rabb..
#janganlupabahagia
#jurnalpuasamingguke-3
#materi3
#kelaskepompong
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
Kamis, 16 April 2020
Tantangan 30 Hari Day-24
Hampir sepekan saya absen mengerjakan tantangan. Sebenarnya juga kepikiran dan ada niat mengerjakan, tapi ketika malam tiba dan anak-anak sudah tidur, badan saya juga meminta hak untuk diistirahatkan. Susah sekali bagi saya menyempatkan waktu untuk mengerjakan tugas di pagi hingga malam sebelum anak-anak tidur. Karena selain disibukkan dengan rutinitas ibu rumah tangga, anak saya yang pertama juga harus learn from home sehingga cukup menyita waktu dan perhatian saya.
Hari ini saya melanjutkan belajar bahasa Jepang dari buku 58 Hari Pintar Bahasa Jepang bab 7 sub Bab A dan B.
Untuk penilaian hari ini saya memberi nilai 3, serta nilai 1 untuk hari-hari ketika saya absen.
#janganlupabahagia
#challengeDay24
#kelaskepompong
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
Hari ini saya melanjutkan belajar bahasa Jepang dari buku 58 Hari Pintar Bahasa Jepang bab 7 sub Bab A dan B.
Untuk penilaian hari ini saya memberi nilai 3, serta nilai 1 untuk hari-hari ketika saya absen.
#janganlupabahagia
#challengeDay24
#kelaskepompong
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
Jumat, 10 April 2020
Tantangan 30 Hari Day-18
Alhamdulillah hari ini mendapat kesempatan mengerjakan tantangan lagi. Setelah beberapa hari terkendala waktu dan kesempatan. Saat absen mengerjakan tantangan otomatis saya juga absen belajar, jadi sebisa mungkin saya harus berusaha agar mengerjakan tantangan 30 hari ini.
Yang saya pelajari hari ini masih dari buku 58 Hari Pintar Bahasa Jepang, Bab 6 sub Bab C dan D.
Penilaian saya juga masih sama, 1 untuk hari dimana saya absen dan 3 untuk hari dimana saya mampu mengerjakan tantangan.
#janganlupabahagia
#challengeDay18
#kelaskepompong
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
Yang saya pelajari hari ini masih dari buku 58 Hari Pintar Bahasa Jepang, Bab 6 sub Bab C dan D.
Penilaian saya juga masih sama, 1 untuk hari dimana saya absen dan 3 untuk hari dimana saya mampu mengerjakan tantangan.
#janganlupabahagia
#challengeDay18
#kelaskepompong
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
Langganan:
Postingan (Atom)